04/08/09

Ulama Tauhid

Ulama adalah pewaris para nabi. Dan menurut keterangan Al-Qurán, yang pertama kali diserukan oleh para nabi adalah Tauhid, seperti dalam firmany-Nya :
    •         •    •             

36. dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya[826]. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

[826] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.
[826] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.

Karena itu wajib bagi setiap ulama untuk memulai dakwahnya sebagaimana para rasul memulai. Yakni pertama kali menyeru manusia kepada mengesakan Allah dalam segala bentuk ibadah. Terutama dalam hal doá sebagaimana sabda Rasulullah saw :
“Do’a adalah ibadah’”(HR: Tirmidzi)
Saat ini kebanyakaan umat Islam terjerumus kedalam perbuatan syirik dan berdo’a kepada selain Allah. Hal inilah yang menyebabkan kesengsaraan mereka dan umat-umat terdahulu. Allah membinasakan umat-umat terdahulu karena mereka beribadah kepada selain-Nya.
Adapun sikap ulama terhadap Tauhid dan dalam memerangi syirik, ada beberapa tingkatan :
1. Tingkatan paling utama.
Mereka adalah ulama yang memahami tauhid, memahami arti penting tauhid dan macam-macanya. Mereka mengetahui syirik dan sejenisnya. Selanjutnya mereka menjelaskan tentang tauhid dan bahaya syirik kepada umat manusia. Para ulama tersebut, tak jarang sebagaimana para nabi dituduh dengan berbagai macam tuduhan bohong, tetapi mereka tetap sabar dan tabah.
       

10. dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.

             •     

17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

2. Tingkatan kedua.
Mereka ulama yang meremehkan dakwah kepada tauhid yang menjadi dasar agama Islam. Mereka merasa cukup mengajak manusia mengerjakan shalat, memberikan penjelasan jihad, hukum-hukum Islam, tanpa berusaha meluruskan aqidah umat Islam. Mereka melupakan firman Allah :
              •   

88. Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.

Seandainya mereka mengajak kepada tauhid sebelum mendakwahkan hal yang lain, sebagaimana yang dilakukan para rasul, tentu dakwah mereka kan berhasil dan mendapatka pertolongan Allah :
       •              •                   

55. dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.

Karena itu syarat yang palin asasi untuk mendapatkan pertolongan Allah adalah tauhid dan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun.
3. Tingkatan ketiga.
Mereka adalah ulama dan du’at yang meninggalkan dakwah kepada tauhid dan memerangi syirik, karena takut ancaman manusia, atau takut kehilangan pekerjaan dan jabatan mereka. Karena itu menyembunyikan ilmu amat dibenci Allah :
•           •• ••         

159. Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati,

Semestinya para du’at adalah sebagaimana firman Allah swt :
              

39. (yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah[1222], mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pembuat perhitungan.

[1222] Maksudnya: Para Rasul yang menyampaikan syari'at-syari'at Allah kepada manusia.

“Barangsiapa yang menyembunyikan ilmu niscaya Allah akan mengekangnya dengan api neraka”(HR.Ahmad)
4. Tingkat keempat.
Mereka adalah golongan ulama yang menentang dakwah tauhid, menentang seruan peniadaan ibadah kepada selain Allah dan mereka membiarkan ibadah kepada para nabi, wali, ulama yang dikultuskan yang telah mati. Mereka mneyelewengkan ayat-ayat tentang ancaman kepada orang musyrik, dan menganggap tidak ada satupun umat islam yang musyrik. Mereka lupa :
           

82. orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

               

13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Seorang muslim bisa saja terjerumus kepada perbuatan syirik. Hal ini kenyataan terjadi dikalangan umat islam saát ini. Ada ulama yang membolehkan berdo’a kepada selain Allah, mengubur mayit dimasjid, thawat dan do’a dikuburan, nadzar untuk para wali dan hal-hal lain dari perbuatan bid’ah dan mungkar.
5. Tingakatan kelima.
Mereka adalah orang-orang yang mengambil ucapan guru dan kiyai mereka dan menaátinya meskipun dalam bermaksiat kepada Allah.
“Tidak boleh taát terhadap perintah yang didalamnya terdapat maksiat kepada Allah, sesungguhnya keta’atan itu hanyalah dalam kebajikan.’(HR:Bukhari)
Pada hari kiamat kelak para ulama atau orang semascam ini kan mendapat siksa dari Allah dan penyesalan yang tidak berguna lagi.
    •       
        
        

66. pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata Kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul".
67. dan mereka berkata;:"Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar Kami, lalu mereka menyesatkan Kami dari jalan (yang benar).
68. Ya Tuhan Kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar".

Semoga kita semua tidak mengikuti ulama-ulama yang menentang dakwah tauhid, dan diselamatkan dari berbagai bid’ah yang menjurus pada kemusyrikan.

0 komentar:

Posting Komentar

Sukran, mari menambah wawasan keislaman.

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template