12/12/20

Syirik Kecil

Syirik kecil yaitu setiap perantara yang mungkin menyebabkan kepada syirik besar, ia belum mencapai tingkat ibadah, tidak menjadikan pelakunya keluar dari Islam, akan tetapi termasuk dosa besar. Macam-macam syirik kecil : 1. Riya’dan dan melakukan suatu perbuatan karena makhluk. Seperti seorang muslim yang yang beramal dan shalat karena Allah, tetapi ia melakukan shalatnya dan amalnya dengan baik agar dipuji oleh manusia : قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا (١١٠) 110. Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". “Sesungguhnya yang palin aku khawatirkan atas kamu sekalian adalah syirik kecil, riya’. Pada hari kiamat, ketika memberi balasan manusia atas perbuatannya, Allah berfirman : “pergilah kalian kepada orang-orang yang kalian tujukan amalanmu kepada mereka didunia. Lihatlah, apakah engkau dapati balasan disis mereka ?”[HR.Ahmad] 2. Bersumpah dengan nama selain Allah: Rasulullah saw bersabda : “barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka dia telah berbuat musyrik”[HR. Ahmad] Bisa jadi bersumpah dengan anam selain Allah termasuk syirik besar. Yaitu jika orang yang bersumpah tersebut menyakini bahwa sang wali memilki kemampuan untuk menimpakan bahaya atas dirinya, jika ia bersumpah dusta dengan namanya. 3. Syirik khafi. Yaitu ucapan seseorang kepada temannya,”atas kehendak Allah dan atas kehendak kiamu.....” Termasuk syirik khafi adalah ucapan seseorang,”seandainya bukan karena Allah dan karena sifulan.” Tetapi boleh mengatakan,”seandainya bukan karena Allah kemudian [seandainya bukan karena] sifulan”. Sabda Rasulullah saw :”Jangan mengatakan atas kehendak Allah, dan atas kehendak sifulan,”tetpi katakanlah: ätas kehendak allah, kemudian atas kehendak sifulan,”[Hr.Ahmad]. FENOMENA SYIRIK : Fenomena dan kenyataan perbuatan syirik yang bertebaran didunia islam merupakan sebab utama terjadinya musibah yang menimpa umat islam. Juga sebab dari berbagai fitnah, kegoncangan dan peperangan serta berbagai siksa lainnya yang ditimpakan Allah atas kaum muslimin. Hall itu terjadi karena mereka berpaling dari Tauhid, serta perbuatan syirik yang mereka lakukan dalam aqidah dan perilaku mereka. Islam datang untuk menghancurkan berbagai bentuk kemusyrikan, atau fenomena yang menyebabkan seseorang terjerumus kepada perbuatan syirik. Diantara fenomena syirik yang terjadi ialah : 1. Berdo’a kepada selain Allah. Hal ini tampak jelas dalam nyanyian-nyanyian dan senandung mereka, yang sering diperdengarkan pada peringatan maulid atau pada peringatan-eringatan bewrsejarah lainnya. Diantara isinya adalah memohon pertolongan, bantuan dan kemenangan kepada Rasulullah saw, para wali dan orang-orang shalih yang sebenarnya mereka tidak mampu melakukannya karena telah tiada. 2. Mengubur para wali dan orang-orang shalih didalam masjid. Banyak kita saksikan dinegara-negara islam, kuburan berada didalam masjid. Terkadang diatas kuburan itu dibangun kubah, lalu orang-orang datang memintanya, sebagai sesembahan selain Allah. Rasulullah saw bersabda : “Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid [tempat ibadah]”[Mutaffaq alaih]. Jika mengubur para nabi didalam masjid tidak diperintahakn, apalagi mengubur seorang yang dianggap wali didalam masjid. Kadang-kadang orang yang dikubur tersebut dijadikan tempat berdo’a dan meminta, sebagai sesembahan selain Allah, karena itu merupakan sebab timbulnya syirik. Islam mengharamkan syirik dan megharamkan perantara yang bisa menyebabkan kepadanya. 3. Nadzar untuk para wali. Sebagian orang ada yang melakukan nadzar berupa binatang sembelihan, harta atau lainnya untuk wali tertentu. Nadzar semacam ini adalah syirik dan wajid tidak dilakukan. Sebab nadzar adalah ibadah, dan ibadah hanyalah untuk Allah semata. Adapun contoh nadzar yang dibenarkan adalah sebagaimana yang dilakukan isteri Imran : إِذْ قَالَتِ امْرَأَةُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (٣٥) 35. (ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". 4. Menyembelih dikuburan nabi atau para wali. Meskipun penyembelihan dilakukan dikuburan para nabi atau wali dengan niat untuk Allah, tetapi ia termasuk perbuatan orang-orang musyrik. Mereka menyembelih binatang ditempat berhala dan patung-patung wali mereka. 5. Thawaf sekeliling kuburan para wali. Seperti mengelilingi kuburan Syaikh Abdul Qadir Jaelani, Syaikh Rifai, Syaikh Badawi, Syaikh Al- Husein dan lainnya. Perbuatan semacam ini adalah syirik, sebab thawaf adalah ibadah, dan tidak boleh dilakukan kecuali thawaf disekeliling Ka’bah ثُمَّ لْيَقْضُوا تَفَثَهُمْ وَلْيُوفُوا نُذُورَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ (٢٩) 29. Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran[987] yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka[988] dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah). [987] Yang dimaksud dengan menghilangkan kotoran di sini ialah memotong rambut, mengerat kuku, dan sebagainya. [988] Yang dimaksud dengan Nazar di sini ialah nazar-nazar yang baik yang akan dilakukan selama ibadah haji. 6. Shalat kepada kuburan. Sholat kepada kuburan adalah tidak boleh, Rasulullah saw bersabda : “Janganlah kalian duduk diatas kuburan dan jangan pula shalat kepadanya”[HR.Muslim] 7. Tour kekuburan. Melakukan perjalanan [tour] menuju kuburan tertentu untuk mencari berkah atau memohon kepadanya adalah tidak diperbolehkan, Sabda Rasulullah : “Tidaklah dilakukan perjalanan [tour] kecuali kepada tiga masjid : Masjid Haram, Masjidku ini [nabawi], Masjidil Aqsa”[Mutaffaq alaih] 8. Berhukum selain yang diturunkan Allah. Mengambil hukum selain yang diturunkan Allah adalah syirik. Seperti menentukan hukum dengan perundang-undangan yang dibuat oleh manusia, yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits Shahih. Seperti fatwa dihalalkannya riba, padahal Allah swt memaklumkan perang terhadap pelakunya. 9. Ta, at kepada penguasa, ulama atau syaikh. Yaitu keta’atan kepada mereka dengan menyelisihi dan menentang nash Al- Qur’an dan hadits shahih. Syirik semacam ini disebut “syirik thaa’ah”[syirik keta’atan]. Rasulullah saw bersabda : “Tidak ada keta’tan kepada makhluk dalam hal maksiat kepada Al-Khaliq [Allah]”[HR. Ahmad] اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لا إِلَهَ إِلا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ (٣١) 31. mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah[639] dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. [639] Maksudnya: mereka mematuhi ajaran-ajaran orang-orang alim dan rahib-rahib mereka dengan membabi buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh membuat maksiat atau mengharamkan yang halal. Selengkapnya...

10/09/11

Panduan Haji dan Umrah

PANDUAN DO’A HAJI DAN UMROH

I. Panduan Umroh
1. Ber Ihrom dari Miqot
Pelaksanaannya ;
1. Disunahkan Mandi besar
2. Disunahkan memakai wangian di
badan tidak bolih di baju
3. Berpakaian ihrom
4. Sholat wajib dan shalat sunah
( apa saja yang ketepatan waktunya)
5. Mendatangkan Niat dalam hati untuk Ihrom
6. Pernyataan / Ihlal ( harus di ucapkan )

2. Ihlal Haji Dan Umroh
a) Ihlal untuk Umroh
Labaika umrotan

Aku sambut panggilan-Mu Ya Alloh Ihromku
Aku niatkan untuk melaksanakan ibadah umroh

b) Ihlal Untuk HAJI

Labbaika Hajjan

Aku sambut panggilan-Mu Ya Alloh Ihromku
Aku niatkan untuk melaksanakan ibadah Haji
.3. .Bacaan Talbiyah

Labbaik(a) Alloohumma labbaik, Labbaika la
syarika laka labbaik , innal hamda wanni’mata
laka wal mulka la syarikalak(a)

Aku sambut panggilan-Mu Ya Alloh, Aku sambut panggilan-Mu dengan setia siap melaksanakan perintah-Mu, sesungguhnya segala puji, segala nikmat dan semua kerajaan adalah milik- Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu

4. Do’a Melihat Ka’bah

Alloohumma zid baitaka haadza tasyrifan Wa
ta’diman wata’kriman wabirron wa ma
habatan ( H.R. At Thobroni Fil Kabiir)

Ya Alloh tambahkanlah Baitulloh ini kemuliaan,
keagungan, kebaikan, dan kewibawaan


5 a. Bacaan Thowaf Dari Hajar Aswad Ke Rukun Yaman

Subhaanall00hi walhamdullillahi walaa ilaa ha-
illalloohu walloohu akbar wala haula walaa quw-
wata illa billah
Maha Suci Alloh, Segala puji bagi Alloh, tidak ada Tuhan
kecuali Alloh, Alloh Maha Besar dan tidak ada daya dan
tidak ada kekuatan kecuali dengan izin Alloh.
(HR. Ibnu Majah)

5.b. Bacaan Thowaf
(Dari Rukun Yaman ke Hajar Aswad)

Alloohumma inni as-alukal ’afwa wal ‘afiata fit
Dunya wal akhiroh,
Robbanaa aatina fiddunyaa hasanah wa fil
aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzabannar

Ya Alloh sesungguhnya Aku minta kepada-Mu ampunan
dan kesehatan di dunia dan akhirot, Yaa Alloh
berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di
akhirot dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka.
(H.R. Ibnu Majah)

6. Bacaan Sebelum Sholat Sunnah di Maqom Ibrohim

Wattahidzuu min maqoomi Ibrahiima Musholla . (H.R. Ibnu Majah)
dan jadikanlah Maqom Ibrohim sebagai tempat Sholat.

7. Bacaan Akan Naik Bukit Shoffa & Marwah
a).Ketika akan naik bukit kita baca

Innash-shofa wal marwata min sya’airilah
Sesungguhnya Shofa dan Marwah itu termasuk tanda-tanda
kebesaran dari agama Alloh ( Ibnu Majah )

b).diteruskan baca;

Abda’u bima bada Allahu bihi
Aku akan memulai dengan apa yang Allah mulai dengan Nya

.8 a. Do'a Diatas Bukit Shoffa juga
Diatas Bukit Marwah

Allahu akbar ( 3 x ) .
Laa ilaa ha illallah Wahdahulaa syarikalah,
lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli
syai’in qodiir,
La Illaha Illalahu wahdahu ‘anjaza wa’dahu wanashoro ‘abdahu wahazamal ahzaaba wahdahu
( Hr Muslim )

Allah maha besar 3 x .Tidak ada Tuhan melainkan hanya Allah milik nya segala kekuasaan kepunyaanNya segala pujian dan Dia berkuasa atas segala sesuatu, tiada Tuhan yang wajib di ibadahi melainkan hanya Allah semata Dia telah menyempornakan janjinya dan telah menolong hambanya ,dan telah menghancur leburkan golongan musuhnya dengan sendirinya
Diulang 3 x Kemudian memperbanyak do’a;
Diantaranya dengan do’a ;


8 b. Lanjutan do’a :
(Do'a Diatas Bukit Shoffa / Marwah )

Alloohumma innaka qulta ud’uni- astajiblakum
wainnaka laa tukhliful mii’aad wa inna as-aluka
kama hadaitani lil islaami anla tanzi ‘ahu minni
hatta tatawaffani wa anaa muslimuun
(H.R. Malik Fil Mu’atho Kitab Haji)

Ya Alloh sesungguhnya Engkau telah berfirman “berdo’alah kepadaku niscaya Ku kabulkan” dan sesungguhnya Engkau tidak mengingkari janji dan esungguhnya aku minta kepada-Mu sebagaimana Engkau telah menunjukkan tentang Islam kepadaku, hendaknya Engkau jangan mencabut-nya dariku sehingga Engkau mewafatkan kepadaku dalam keadaan aku sebagai seorang Muslim


9. PELAKSANAAN SA’I
Perjalanan dimulai dari bukit Shofa menuju bukit Marwa,
Dalam satu perjalanan ini dihitung satu putaran, dan
sebaliknya dari bukit Marwa ke Bukit Shofa dihitung
satu putaran,
Diulang- ulang Sampai 7 X putaran .dan berahir di
bukit marwa

Hendaknya setiap di atas bukit, baik Shofa atau Marwa
selalu berdo’a seperti yang dicontohkan dari Rasulullah
dan setiap kali telah sampai di antara pilar hijau
hendaklah berlari- lari kecil , ( bagi laki-laki )

Diantara pilar hijau tidak ada Do’a kusus dari
Rasullah Saw, hendaknya tetep selalu ber dzikir ,
Seperti : Tasbih ( Subhanallah ] ,
Tahmit [ Alhamdulillah],
Tahlil (Laa ilaaha illallaah ] dan
Takbir [Allahu Akbar }
atau ; Do’a Sapujagat

Perjalanan diakiri di Bukit Marwa , dilanjutkan dengan
tahalul ( potong rambut )

Demikian Rangkaian Umroh yang
Diahiri dengan tahalul-Potong Rambut



II. PELAKSANAAN HAJI
10. WUKUF DI AROFAH

>.Pada pagi hari tanggal 8 dhulhijah :
Rosulullah pergi ke Mina bermalam disana, mengerjakan
solat 5 waktu dan masing- masing di kosor,

>.Pada tanggal 9 dhulhijah
pada waktu dhuha Rasullah berangkat ke Arofah, dalam
perjalanan rombongan disunahkan tetap ber Talbiah ,
Rasulullah singgah dulu di Namiroh (batas ahir tanah haram)
menunggu matahari tergelincir sebelum memasuki areal Arofah

>.Wukuf di arofah Kegiatannya ;
1. Solat duhur dan ashar jamak qosor ,
2. Memasuki areal Arofah untuk:
a. Mendengarkan kutbah wukuf ,
b. Ber munajat kepada Allah / ber Do’a
c. Waktunya terbentang dari matahari tergelincir
atau condong sampai magrib ,

>. Wukuf harus di dalam areal Arofah :
Haji adalah Arofah tidak sah haji tanpa wukuf di Arofah Daerah ini menjadi sangat sakral karna Allah turun kelangit bumi dan disaksikan olih seluruh Malaikat untuk ;
1. menghapus dosa umat Nya
2. mengabulkan Do’a umatnya ketika memohon
manfa’at kan waktu dari setelah kutbah wukuf untuk;
memperbanyak dzikir dan munazat kepada Allah ,
(Contoh Do’a terlampir )

.11.Mabit di Musdalifah ;
Kegiatannya ; Sholat magrib dan isak di jamak , bermalam, Sholat subuh, dan - mencari 7 krikil.
Tidak di pebolihkan berangkat ke Mina sebelum sholat subuh kecuali perempuan dan yang lemah, setelah sholat subuh disunahkan berdo’a / berzikir, ( di tempat yang di sebut Masy’aril Haram )

12.Tgl ; 10 dzulhijah
>. Sampai dimina melempar satu jamarot yaitu Aqobah
saja , waktunya dhuha sampai maqrib,
Setiap melempar bertakbir :
Allahu Akbar =
Habis melempar jamaroh ber Do’a ;

Alloohummaz Alhu hajjan mabruuran
wa danban maghfuuroo(n) ( Hr Ahmad )
Ya Allah jadikanlah haji yang mabrur (diterima) dan
dosa yang di ampuni

>.Menyembelih Korban, Disunahkan menyembelih sendiri
>.Mencukur rambut (sunah gundul bagi laki-laki )
>.Thofaf Ifadoh ; Adalah thawaf rukun / thowf haji,
Do’a dan Pelaksanaan sama dengan thowaf umroh,
Melakukan towaf diteruskan sa’i , dilaksanakan setelah
melempar jamarot Aqobah


13. Tgl ; 11 sampai dengan Tgl 13 Dzulhijah
Disebut hari Tasrik, diwajibkan mabit di Mina dan
melempar jamarot. Ula, Wusta , Aqobah

>.Waktu yang di contohkan Rasullah saw :
setelah matahati tergelincir (Jam 12 ) sampai malam ,
jangan sebelum jam 12 siang dan tidak diperbolihkan
dalam satu malam melempar untuk dua kali ( dua hari )

>. Cara dan Do’a melempar jamaroh
Setiap melempar bertakbir - Allahu Akbar
Habis melempar jamaroh ULA minggir dan BerDo’a ,
melanjutkan melempar WUSTA minggir lalu ber Do’a
kemudian melempar AQOBAH tanpa berdo’a
langsung pulang ke tenda penginapan ,
Baca an Do’anya sama ;
Alloohummaz Alhu hajjan mabruuran wa
danban maghfuuroo(n) ( Hr Ahmad)
. Ya Allah jadikanlah haji yang mabrur (diterima) dan
dosa yang di ampuni

14.Thowaf wadak ;( thowaf perpisahan )
Pelaksanaan sama dengan thowaf sunah , ( tanpa Sa’i )
Bagi perempuan yang berhalangan diperbolehkan tidak
thowaf Waktunya menunggu menjelang pulang

Sampai disini selesailh Rangkai Do’a Haji,
Semoga Mendapat predikat Haji Mabrur

III. DO’A-DO’A LAIN YANG - HARUS DIKETAUI ;

1. Do’a Sholat Jenasah
1. Takbir pertama : baca Al Fatekah
2. Takbi ke dua : baca Slawat nabi
3. Takbir ke tiga baca ;
Allohummagh. firlahu. Warkhamhu Wa’afihi wa’fu anhu
Ya Alloh ampunilah Ia.Sayangilah Ia dan sehatkanlah Ia, dan
maafkanDia

4. Takbir ke empat baca ;
Allohumma latach krimnaa azrohu wala taftina bakdohu
Ya Allah jangan halangi kami dari pahalanya, jangan engkau
fitnah kami sesudah kepergian- nya
Catatan ; Do,a ini kusus bagi yang belum hafal Do’a sholat
jenasah yang panjang

2.1. Do'a masuk masjid ( kaki kanan dulu )


Dengan nama Alloh, semoga keselamatan tetap tercurah kehadapan RosulullohShollallohu Alaihi Wasalam, Ya Alloh ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah untukku pintu-pintu Rohmat-Mu


2.2. Do’a Kluar Masdjid ( Kaki kiri dulu )


Dengan nama Alloh, semoga keselamatan tetap tercurah
kehadapan Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasalam,
Ya Alloh ampunilah dosa-dosaku dan bukakan untukku pintu-
pintu keutamaan-Mu

2.3. Do’a Masuk Masjid ;
Untuk Masuk Kaki Kanan dulu dan Keluar kaki kiri
Dulu

Alloohum- maghfirli dzunubi faftahli

abwaaba

Ya Alloh ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah untukku

P intu- pintu mu. (H.R. Ibnu Majah)

Catatan :
Rohmatik untuk masuk, dan Fadhlik untuk kluar


3.1.Do’a Naik Kendaraan, Bepergian.

Alloohumma antash shohibu fissafari wal kholiifatu fil ahli, Alloohummash habnaa binush hika wag’libnaa bidzimatin Allahumma inni a’udzubika min wa’tsaa is safari wa qoobatil
mun-gholibi ( HR Abu Daud )

Yaa Alloh Engkau adalah teman dalam perjalanan dan Engkau yang mengganti (mengurus) keluarga. Yaa Alloh temanilah kami dengan penjagaan-Mu dan pulangkanlah (ke negara kami) dengan keamanan dari-Mu. Yaa Alloh lipatlah (dekatkanlah) bumi untuk kami dan mudahkanlah perjalanan (ini) untuk kami. Yaa Alloh sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari bertanya bepergian dan jeleknya pulang kembali

3.2. Do’a Naik Kendaraan


Subhanalladzi sakho lana haadza wama kunna lahu muqrinin wa inna ilaa Robbinaa lamun qolibun . ( QS.Azzuhruf : 12-I 3 )
Maha suci Allah yang telah menundukkan (kendaraan) lni untuk kami, padahal tadinya kami tldak berdaya nguasainya.
Dan kami pasti kembali kepada Tuhan kami


4.1.Do’a Ziarah kubur

Assalamu’alaikum daaro Qoumin Mukminiina
Wa Inna Insyaa Alloh Bikum Laahiquun
(HR. Abu daud)

Keselamatan semoga tetap atas kamu sekalian wahai desanya qoum yang beriman dan kami Insya Alloh akan menyusulmu

4.2. Atau ;

Selamat sejahtera wahai penghuni kubur kaum muslimin dan muslimat para mukminin dan mukminat. Sungguh kami Insya Allah akan menyusul, aku memohon amptrnan Allah untuk kami dan kalian semua" (HR. Muslim )


5 . Doa sesudah azan

Alloohumma robbahaadzihid da’watit tammati wash sholatil qoo-imati Aatimuhammadanil washilata wal fadhilah, Wab’atshu maqomal, Mahmudalladzi wa’attah (HR. Nasai)

Ya Alloh tuhan Nya panggilan yang semporna ini, Dan solat yang akan berdiri, berikanlah pada Nabi Muhamad wasil dan keutamaan,dan bangkitkanlah dia pada kedudukan yang terpuji yang telah engkau janjikan

6. Do’a bermalam di suatu tempat .

A’uudzu bikalalimaatillahit Tammaati Min-
Syarri Maa kholaqo (HR. Tarmidzi)

Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Alloh yang
Maha ,sempurna,dari kejahatran apa-apa


7. Do'a keluar rumah

Bismillahi tawakkaltu Alalloohi lachaula wala
Quwwata Illa billah ( Turmidzi )
Dengan nama Alloh aku berserah diri kepada Alloh, tidak ada
daya upaya dan tidak ada Kekuatan kecuali dengan Alloh

8. Do’a Minum Air Zam - Zam
Alloohumma inni as-aluka ‘ilman nafi’an warizqon waasi’an wasifa’an min kulli da’in wa saqomin birohmatika yaa arhamar rohimiin
Ya Alloh sesungguhnya aku minta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizqi yang luas, dan kesembuhan dari tiap penyakit dengan rohmat-Mu Wahai sekasih-kasihnya orang yang belas kasihan


9. Do'a pulang dari Haji/Umroh
Alloohu akbar ( 3 x ) .
Laa ilaa ha illallooh Wahdahulaa syarikalah, lahul
mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai’in
qodiir, Ayibuuna taibuuna abiduuna Lirobbina
chaamiduuna Shodakollohu wa’dahu wana shoro
a’bdahu wahazamal Achzaba wachdah(u)
Allah Maha Besar 3x. tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha
Esa, yang tiada sekutu bagiNya, bagi Allah semua kerajaan,
dan bagi Allah semua pujian, dan Dia berkuasa atas segala
sesuatu. Kami adalah orang kembali, orang yang bertaubat,
orang yang beribadah keapada Tuhan kami, kami memuji
Allah, Alah membenarkan janjiNya, dan menghancurkan
bebera pa golongan (musuh) dengan sendiriNya. Apa yang
telah Alloh ciptakan ( Hr Bukori )
10. Do’a pagi / sore ( Syaidul ixstifar )
Di baca di Belakang Maqom Ibrohim
Alloohumma anta robhi laa ilaaha illaa anta kholaqtanii wa ana `abduka wa ana alaa ‘ahdika
wa wa’dika mastatho'tu, a'uudzu bika min syarri ma- shona'tu, abuu-ulaka bini’matika`alaiyya,
wa abuu-u bi dzanbi, faghfirlii fa-innahuu
laa yaghfirudz, dzunuuba illaa -anta.
Ya Allah, ya Tuhanku ! Engkau adalah Tuhanku, tiada Tuhan
melainkanengkau, Engkau telah menjadikan aku dan aku
adalah hamba-Mu, dan aku akan selalu mematuhi perjanjian-
Mu dan janji- Mu apa yang aku mampu, aku berlindung diri
dengan¬ Mu dari kejelekan apa apa yang kuperbuat, dengan
ni'mat-Mu yang Engkau curahkan kepadaku itu, kini aku
kembali kepada-Mu, dan aku kembali dengan membawa
dosa-dosaku. oleh karenaya ampunilah aku, karena sesung-
guhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosaku
melainkan Engkau". (Hr Bukhari )
IV. Do’a wukuf di arofah ;
Dengan Tumak ninah / konsentrasi – Memuji Allah ,
dengan ucapan:
1. Tasbih [ Subhanallah ],
2. Tahmit [ Alhamdulillah ]
3. Takbir [Allahu Akbar ]
4. Tahlil ; Do’a utama harab dibaca berulang-ulang / sering
Laa ilaa ha illallooh wahdahulaa syarikalah,
Lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala
kulli syai’in qodiir
Tidak ada Tuhan kecuali Alloh yang Maha Esa yang tidak
Ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya semua kerajaan dan bagi-
Nya segala pujian, dan dia berkuasa atas segala sesuatu.

5. Huwallohulladzii laa ilaaha illa huwal malikul
qudduusu sallamul mu’minu muhaiminul ‘aziizul
jabbarul mutakabbiru subhanalloohi ‘amma
yusyrikuun
Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan. (Al Hasr;23 )

6 Alloohumma antas salaam waminkas salaam
tabarokta yaa dzal jalaali wal ikraam. (Hr Muslim)

Wahai Allah Engkau adalah dzat yang maha sejahtera dan dari Engkaulah segala kesejahteraan, Engkaulah yang senantiasa memberi berkah wahai dzat yang maha agung dan maha mulia

7. Subhanalloohi wabihamdih – Subhanalloohil adziim. (Hr Buqori,Muslim)
Maha suci Allah dan dengan memujiNya, maha suci Allah yang maha besar

8. “robbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzur¬riyyaatinaa qurrota ‘ayunin waj'alnaa lilmut¬taqiina imaamaa (Al-furkon;74)

ya Allah anugerahkanlah kepada kami istri-istri (pasangan) kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam orang-orang yang bertaqwa

9. Astaghfirullah aladzii Laa illaaha illahuwal hayyul qaiyuum wa atubu ilaihi. ( Hr.Turmudi )

saya mohon ampun kepada Allah –dzat yang tidak ada Tuhan kecuali Allah yang hidup lagi terus-menerus mengurus makhlukNya –dan aku bertobat kepadaNya
10. Alloohumma laka hamdu kalladzii taquulu waqoiron mimma naqulu, Alloohumma laka sholaati wanusuki wamahyaaya wamamaati wa ilaika maabi walaka robbi turootsi, Alloohumma inni a’uudzubika min ‘adzaabil qobri wawas wasishshod’ri wasya- taatil amri,
Alloohumma inni a'uudzubika minsyarrimaa taji’u bihirriikhu (H.R Tirmidzi)
Ya Alloh bagi-Mu segala puji seperti yang telah Engkau firmankan dan sebaik-baik dari apa-apa yang kami ucapkan. Ya Alloh bagi-Mu sholatku dan ibadah Hajiku, hidupku dan matiku dan kepada-Mu tempat kembaliku dan bagi-Mu Ya Tuhan warisanku. Ya Alloh sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan gangguan hati dan morat-maritnya perkara. Ya Alloh sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari jeleknya apa-apa yang dibawa oleh angin.

11. Subhaanakalloohumma wabihamdika Astagfiruka Wa ‘atuubuilaik
Maha Suci Engkau wahai Allah dengan memuji- Mu, aku mohon ampun dan bertaqwa kepada-Mu

12. Alloohumma innii a’udzubika min ‘adzaabi jahannama wa min ‘adzaabil qabri wamin fitnatil mahyaa wal mamaati wa min syarri fitnatil masiihit dajjaal (Hr Muslim).
wahai Allah sesungguhnya kami berlindung dari siksaan neraka jahanam, dari siksaan kubur, dari fitnah hidup dan mati, serta dari kejahatan fitnah dajjal
13. Alloohumma ‘ini ‘as’alukal huda wattuqo
Wal ‘afaafa Wal ginaa
Ya Allah, Kumohon kepada-Mu petunjuk kebenaran, jiwa taqwa
kemampuan membentengi diri dari apa yang Engkau haramkan
dan kekayaan jiwa ( tidak butuh kepada selain Engkau).

14. Alloohumma Yaa muqollibal qulub syabit kolbii ‘ala
diniika
Ya Allah yang membolak balikkan segala hati
mantapkan lah hatiku kepada Agama Mu

15. Allahumma innii as-alukal ‘aafiiyata fiddun-ya walakhirati, Allahumma as’alukal ‘afwa wal’aafiyata, fii diini wadun-yaayaa wa ahli wa maalii, Allamummas-tur ‘aurati wa aamin rau ‘aati , Allahummah fadhnii min baini yadayya wamin kholfii wa ‘an-yamiini wa’an syimaali, wa min fauqi , wa-a’uudzu bi ‘idhoomatika ‘an aqtaala min tahtii. ( Hr Abudawut, Nasai, Ibnu Majah )

Ya Allah ya Tuhanku Sesungguhnya aku minta perlindungan kepadamu di dunia dan akhirat, Ya Allah Ya Tuhanku aku minta pengampunan dan perlindungan dalam urusan Agamaku, duniaku, kluargaku dan hartaku, Ya Allah ya Tuhanku tutupilah aurotku dan amankanlah rasa takutku, Ya Allah ya Tuhanku Lindungilah aku dari depanku, dari belakangku, dari kiri kananku, dan dari atasku dan aku berlindung Diri dari kebesaranmu, dari diperdaya orang dari bawahku .

Karna lamanya waktu yang tersedia saat Wukuf Hendaknya mempersiapkan ,Do’a Do’a Yang relefan dibaca di Arofah; dari Al Qurqn dan Hadis,
( ada pada lembaran kusus )
BAB RUKUN dan WAJIB HAJI

Rukun haji; apabila tidak melaksanakan salah satu rukun,
maka hajinya tidak sah.
1. Ber pakaian ikhrom
2 wukuf di arofah
3. towaf ifadoh
4. sa’i antara shofa – marwah

Wajib haji ada tujuh, apabila meninggalkan salah satunya,
berkewajiban membayar dam
1. Ikrom haji dari mikot
2. Mabit di musdalifah
3. Mabit di mina
4. Melontar jumroh
5. Bercukur (disunahkan gundul bagi laki-laki )
6. Menyembelih korban
7. Towaf wada’

Larangan-larangan ketika berikhrom
1. Rafast,Artinya ; bersetubuh atau mengawinkan,
berpacaran atau , berbicara yang mengarah ke sahwat
2. Jidal, Artinya, berbantah-bantahan
3. Fasik , Artinya, berkata-kata kotor dan keji atau yang jelek-jelek, serta
melanggar perintah agama ( fitnah, dusta, namimah, gibah, dll )
4. Membunuh binatang Buruan
5. Mencabut atau memotong tumbuh-tumbuhan
6. Memakai wewangian di pakean ikrom
7. Memotong kuku
8. Dengan sengaja merontokkan rambut
9. Mengambil barang temuan kecuali untuk diumumkan
10. Memakai topi bagi laki laki menutup wajah bagi perempuan Selengkapnya...

12/04/10

40 Sanksi akibat Maksiat

Sanksi berat akibat maksiat, oleh : Islamic Education Foundation
Sungguh dosa kemaksiatan itu akan dibayar spontan didunia sesuati dengan masyi-atillah. Imam Ibnul Qayyim Al-Jauzi telah menghitung dan ternyata ada kurang lebih 40 balasan buruk bagi pelaku kemaksiatan antara lain :
1. Tidak mendapatkan ilmu. Sebab ilmu itu adalah nur yang diberikan Allahkesuatu hati, sedangkan maksiat itu berfungsi mematikan nyala nur tersebut. Imam malik pernah berkata kepada Imam Syafi’i muridnya : Sungguh aku telah melihat Allah memberikan nur kehatimu, maka jangan engkau metikan dengan kemaksiatan.
2. Kehilangan jatah rezekinya. Nabi saw bersabda : Sungguh seseorang bisa tidak mendapatkan rezekinya sebab dosa yang dilakukannya [HR.Ahmad dan Hakim dari Tsauban].
3. Pelaku maksiat akan mengalami kegersangan jiwa terhadap Rabbnya, dia akan kehilangan kelejatan ma’iyatillah, padahal hal ini tidak bisa dinilai dengan kenikmatan duniawi. Jika semua kelezatan duniawi disatukan tidak akan bisa mengobatai kekeringan jiwa seseorang.
4. Dia juga akan merasa buas dengan sesama, utamanya dengan para pelaku kebaikan. Semakin kuat rasa kebuasannya semakin jauh dia dengan manusia baik.
5. Semua perkaranya menjadi semakin susah. Maka dari itu, ia akan selalu mendapati pintu tertutup dalam segala hal. Kebalikannya orang yang menjauhi dosa akan selalu menemukan way out dari segala urusannya.
وَاللائِي يَئِسْنَ مِنَ الْمَحِيضِ مِنْ نِسَائِكُمْ إِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلاثَةُ أَشْهُرٍ وَاللائِي لَمْ يَحِضْنَ وَأُولاتُ الأحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَنْ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا (٤)

4. dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), Maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.

6. Pendosa ini akan mendapati kegelapan hati. Ia merasakannya seperti sa’at berjalan pada malam kelam. Pertama kali akan tampak secara lahiriyah dimatanya, lalu menjalar kemukannya dan akhirnya akan diketahui oleh semua orang.
7. Kemaksiatan bisa melemahkan badan dan hati seseorang. Maka dari itu, ia tidak memilki keteguhan hati dan juga akan terlihat loyo sa’at kegentingan yang memerlukannya walau kelihatan tegap badan dan ototnya.
8. Kehilangan keta’atan dan banyak pahala. Karena dengan dosa tersebut, ia terhalang untuk melakukan berbagai keta’atan. Padahal sebuah amal keta’atan itu jauh lebih baik daripada seisi dunia.
9. Kemaksiatan mengurangi jatah umur dan menghilangkan keberkahannya. Karena amal kebajikan itu menambah umur seseorang maka amal kemaksiatan dapat mengurangi usia. Rahasianya usia seseorangt adalah waktu hidupnya> Sedangkan hidup tidak berarti kecuali dengan berbakti [beribadah] kepada Penciptanya, merasa nikmat dengan mencintai dan mengingat-Nya serta lebih mendahulukan ridha-Nya.
10. Kemaksiatan menumbuhkan benih-benih dosa. Termasuk balasan amal buruk adalah amal buruk berikutnya. Sedangkan balasan amal baik ialah amalan baik selanjutnya.
11. Kemaksiatan melemahkan keinginan baik pelakunya. Karena maksiat itu akan menguatkan keinginan berbuat dosa dan melemahkan keinginan bertobat.
12. Menganggap kemaksiatan sebagai hal yang biasa. Lalu lenyaplah rasa benci kepadanya dan bahkan berubah menjadi suatu tradisi. Pelakunya menjadi apatis tidak menghiraukan suara dan pandangan masyarakat.
13. Kemaksiatan salah satu faktor jatuhnya dimata Tuhan dan masyarakat.
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ وَمَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ (١٨)

18. Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. dan Barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.

14. Kesialan akan menghantui pelakunya.
15. Kemaksiatan mewariskan kehinaan. Karena kehormatan dan kemuliaan itu berada pada naungan ta’at kepada Allah.
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ وَالَّذِينَ يَمْكُرُونَ السَّيِّئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَكْرُ أُولَئِكَ هُوَ يَبُورُ (١٠)

10. Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, Maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik[1249] dan amal yang saleh dinaikkan-Nya[1250]. dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. dan rencana jahat mereka akan hancur.

[1249] Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa Perkataan yang baik itu ialah kalimat tauhid Yaitu laa ilaa ha illallaah; dan ada pula yang mengatakan zikir kepada Allah dan ada pula yang mengatakan semua Perkataan yang baik yang diucapkan karena Allah.
[1250] Maksudnya ialah bahwa Perkataan baik dan amal yang baik itu dinaikkan untuk diterima dan diberi-Nya pahala.

16. Kemaksiatan merusak otak. Karena fikiran itu memilki nur sedangkan maksiat fungsinya adalah memadamkan nur tersebut. Jika nur pikiran padam maka berkuranglah kecerdasannya.
17. Jika dosa-dosa banyak menumpuk, maka akan lengket dihati pelakunya dan menjadikannya lalai.
كَلا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (١٤)

14. sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.

18. Pelaku kemaksiatan masuk dalam rangkaian laknat Rasulullah. Maka sungguh rugi manusia yang didoakan buruk oleh orang yang mustajab doanya.
19. Dia juga kehilangan peluang untuk mendapatkan doa baik dari Rasulullah dan para malaikat.
20. Dosa dan kemaksiatan itu termasuk faktor utama dalam kerusakan bumi.
21. Juga bisa mematikan apai kecemburuan dalam hati. Padahal ghirah itu merupakan energi dan penawar hati. Manusia termulia adalah yang paling hebat kadar ghirahnya, utamanya pada diri sendiri, keluarga dan seluruh umat.
22. Kemaksiatan bisa menghilangkan sifat malu. Malu merupakan inti kehidupan hati seseorang dan pangkal segala kebaikan. Jika hilang, maka ia kehilangan banyak hal.
23. Demikian pula dapat melemahkan rasa pengagungan terhadap allah dalam hati seseorang dan menghilangkan kewibawaannya dimata manusia. Karena termasuk balasan dari meremehkan Allah adalah dicabutnya kewibawaan dimata orang lain, baik ia rela atau tidak. Akhirnya ia tidak memilki harga dimata mereka.
24. Kemaksiatan termasuk salah satu faktor dilupakan Allah dan dibiarkan bergelimang dengan hawa nafsu dan setannya. Maka dari itu kebinasaan dan kehancuran saja yang akan didapat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (١٨)

18. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (١٩)

19. dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik.

25. Dosa dan maksiat itu memperlemah jalan seseorang menuju Allah dan akhirat bahkan menyebabkannya terputus.
26. Dosa-dosa itu juga bisa menyingkirkan nikmat dan mendatangkan bencana. Karena termasuk balasan buruk bagi pelakunya adalah menghilangkan kenikmatan yang datang dan memutus aliran nikmat yang akan diterima. Oleh karenanya seorang hamba selalu dalam kenikmatan selama tidak melanggar dosa dan tidak mendapati malapetaka melainkan karena dosa pula.
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (٥٣)

53. (siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri[621], dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

[621] Allah tidak mencabut nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada sesuatu kaum, selama kaum itu tetap taat dan bersyukur kepada Allah.

27. Sebab kemaksiatan, allah menimpakan ketakutan dan rasa kecut dihati pelakunya. Karena keta’atan itu adalah benteng Allah yang agung, siapa saja yang memasukinya akan mendapati jaminan keamanan dari siksa dunia dan akhirat. Sedangkan pelaku kemaksiatan tidak terlihat kecuali dalam kondisi penuh ketkutan dan kekhawatiran, sebab dihantui perasaan dosanya terus-menerus.
28. Kemaksiatan itu membelokkan hati seseorang dari komitmen kepada inhiraf [melenceng] dan sakit. Sungguh, pengaruh hati itu amat besra seperti sakit atas badan seseorang. Bahkan dosa-dosa itu pada hakikatnya adalah penyakit hati yang hanya bisa sembuh dengan meninggalkannya.
29. Kemaksiatan itu mematikan mata hati, meredupkan cahanya, menutup jalan ilmu dan menghalngi pintu hidayah.
30. Kemaksiatan mengkerdilkan jiwa seseorang dan menjadikannya hina dina. Sebaliknya amal ta’at mengembangkan jiwa, membersihkan dan membesarkannya.
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (٩)

9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,

وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (١٠)

10. dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

31. Dosa juga menjatuhakn kedudukan seseorang disisi Allah dan dimata manusia. Karena orang termulia disisi allah adalah yang paling bertaqwa, sedangkan yang paling dekat dengan-Nya ialah orang yang paling ta’at kepada-Nya.
32. Kemaksiatan merampas nama terpuji dan kemuliaan. Maka ia kehilangan predikat mukmin, pelaku kebaikan dan orang yang betaqwa. Tapi mendapatkan predikat pendurhaka, fasik, penzina, pemabok dan lain-lain.
33. Kemaksiatan menghapuskjan keberkahan-keberkahan umur, rezeki, ilmu, pekerjaan dan keta’atan. Secara keseluruhan menghilangkan keberkahan agami dan duniawi.
34. Kemaksiatan memutus tali hubungan seseorang dengan Rabbnya. Jika hal itu terputus, maka terputuslah aliran kebaikan dan hanya menemui semua faktor kebutukan.
35. Kemaksiatan menjadikan pelakunya hina dina. Padahal memilki peluang menjadi lebih terhormat.
36. Kemaksiatan menarik makhluk lain untuk lebih berani kepada pelakunya. Maka dari itu, setan lebih berani menimpakan penyakit, kesesatan, was-was, kesedihan dan kesusahan. Demikian pula setan manusia dan hewan lain.
37. Kemaksiatan itu menghianati pelakunya dalam hal yang amat diperlukannya. Baik itu dalam mendapatkan ilmu, lebih mementingkan sesuatu yang remeh daripada yang lebih mulia.
38. Maksiat bisa menjadikan pelakunya lupa terhadap dirinya sendiri. Jika ia melupakannya maka akan menyia-nyiakan, merusakkan dan menghancurkannya.
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (٦٧)

67. orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang Munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya[648]. mereka telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.

[648] Maksudnya: Berlaku kikir

39. Maksiat menjauhkan diri pelakunya daripara penolongnya. Maka ia akan lebih dekat kepada setan.
40. Termasuk efek maksiat adalah kehidupan sulit didunia, kubur dan siksa pedih di akhirat.
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (١٢٤)

124. dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta".

Ini semua adalah aneka efek maksiat dan dosa. Orang yang menggunakan akalnya akan merasa cukup untuk bertaubat dan kembali kepada Allah. Maka sungguh amat layak untuk seorang muslim untuk segera bertaubat secara benar.
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (٥٣)

53. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa[1314] semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

[1314] Dalam hubungan ini Lihat surat An Nisa ayat 48.

Jauhilah tobat yang bohong yang hanya dibibir saja, sementara hatinya selalu ingin melakukan kemaksiatan. Jangan anggap remeh suatu kemaksiatan, karena sebab kemaksiatanlah bapakj dan ibu kita [adam dan Hawa] dikeluarkan dari Surga. Juga penyebab Iblis dikeluarkan dari lingkungan malaikat. Demikian pula yang menyebabkan disiksanya kaum ‘Ad, kaum Tsamud dengan suatu teriakan, kaum Luth, kaum nabi Syuaib, Fir’aun dan pengikutnya serta maksiat merupakan penyebab segala bencana yang menimpa manusia.
Seandainya Saya menjadi anggota DPD RI Selengkapnya...

Mengenal Muhammad saw

Tiga Landasan Utama : Mengenal Muhammad
Oleh : Syaikh Muhammad at-Tamimi

Beliau adalah Muhammad bin abdullah, bin Abdul Muthalib, bin Hasyim. Hasyim adalah termasuk suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedangkan bangsa Arab termasuk keturunan nabi Ismail, putera nabi Ibrahim Al Khalil. Semoga Allah melimpahkan kepadanya dan kepada nabi kita sebaik-baik shalawat dan salam.
Beliau berumur 63 tahun, diantaranya 40 tahun sebelum beliau menjadi nabi dan 23 tahun sebagai nabi serta rasul.
Beliau diangkat sebagai nabi dengan “Iqra” [QS:Al-Alaq] dan diangkat sebagai rasul dengan surah “Al-Muddatstsir”
Tempat asal beliau adalah Makkah
Beliau diutus Allah untuk menyampaiakan peringatan menjauhi syirik dan mengajak kepada Tauhid.
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (١)

1. Hai orang yang berkemul (berselimut),

قُمْ فَأَنْذِرْ (٢)

2. bangunlah, lalu berilah peringatan!

وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (٣)

3. dan Tuhanmu agungkanlah!

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ (٤)

4. dan pakaianmu bersihkanlah,

وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ (٥)

5. dan perbuatan dosa tinggalkanlah,

وَلا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ (٦)

6. dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.

وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ (٧)

7. dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
Pengertian :
“sampaikan peringatan”, ialah menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid.
“agungkanlah Tuhanmu”, agungkanlah ia dengan berserah diri dan beribadah kepad-Nya semata.
Sucikanlah pakaianmu”, ialah sucikan segala amalmu dari perbuatan syirik.
“tinggalkanlah berhala-berhala”, artinya : jauhkan serta bebaskan dirimu darinya dan orang-orang yang memujanya.
Beliaupun melaksanakan perintah ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun, mengajak kepada tauhid. Setelah sepuluh tahun itu beliau dimi’rajkan [diangkat naik] keatas langit dan disyariatkan kepada beliau shalat lima waktu. Beliau melakukan shalat di Makkah selama tiga tahun kemudian sesudah itu beliau diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah.
Hijrah : pindah dari lingkungan syirik ke lingkungan Islami.
Hijrah ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan umat Islam. Dan kewajiban tersebut hukumnya tetap berlaku sampai hari kiamat.
إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الأرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيرًا (٩٧)

97. Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan Malaikat dalam Keadaan Menganiaya diri sendiri[342], (kepada mereka) Malaikat bertanya : "Dalam Keadaan bagaimana kamu ini?". mereka menjawab: "Adalah Kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para Malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali,

[342] Yang dimaksud dengan orang yang Menganiaya diri sendiri di sini, ialah orang-orang muslimin Mekah yang tidak mau hijrah bersama Nabi sedangkan mereka sanggup. mereka ditindas dan dipaksa oleh orang-orang kafir ikut bersama mereka pergi ke perang Badar; akhirnya di antara mereka ada yang terbunuh dalam peperangan itu.

إِلا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ لا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلا يَهْتَدُونَ سَبِيلا (٩٨)

98. kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah),

فَأُولَئِكَ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ وَكَانَ اللَّهُ عَفُوًّا غَفُورًا (٩٩)

99. mereka itu, Mudah-mudahan Allah memaafkannya. dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ أَرْضِي وَاسِعَةٌ فَإِيَّايَ فَاعْبُدُونِ (٥٦)

56. Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, Sesungguhnya bumi-Ku luas, Maka sembahlah aku saja.

Setelah Nabi Muhammad saw menetap di Madinah, disyariatkan kepada beliau zakat, puasa, haji, adzan, jihad, amar ma’ruf nahi mungkar serta syariat-syariat Islam lainnya.
Beliau melaksanakan untuk menyampaikan hal ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun. Sesudah itu wafatlah beliau, sedang agamanya tetap dalam keadaan lestari.
Inilah agama yang beliau bawa, tiada sesuatu kebaikan yang tidak beliau tunjukkan kepada umatnya, dan tiada suatu keburukan yang tidak beliau peringatkan kepada umatnya supaya dijauhi. Kebaikan yang beliau tunjukkan ialah tauhid serta segala yang dicintai dan diridlai Allah, sedang keburukan yang beliau peringatkan supaya dijauhi ialah syirik serta segala yang dibenci dan dimurkai Allah.

Nabi Muhammad saw diutus oleh allah Ta’ala kepada seluruh umat manusia, dan diwajibkan kepada seluruh jin dan manusia untuk menta’atinya.
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (١٥٨)

158. Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk".

Dan belaiu, allah telah menyempurnakan agama-Nya untuk kita.
ُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَنْ تَسْتَقْسِمُوا بِالأزْلامِ ذَلِكُمْ فِسْقٌ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لإثْمٍ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٣)

3. diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah[394], daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya[395], dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah[396], (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini[397] orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

[394] Ialah: darah yang keluar dari tubuh, sebagaimana tersebut dalam surat Al An-aam ayat 145.
[395] Maksudnya Ialah: binatang yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam binatang buas adalah halal kalau sempat disembelih sebelum mati.
[396] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan Apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya Ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing Yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti Apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.
[397] Yang dimaksud dengan hari Ialah: masa, Yaitu: masa haji wada', haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi Muhammad s.a.w.
[398] Maksudnya: dibolehkan memakan makanan yang diharamkan oleh ayat ini jika terpaksa.

Allah telah mengutus semua rasul sebagai penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan :
رُسُلا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (١٦٥)

165. (mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Rasul pertama adalah nabi Nuh as dan rasul terakhir adalah nabi Muhammad saw serta beliaulah penutup para nabi :
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَوْحَيْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأسْبَاطِ وَعِيسَى وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ وَآتَيْنَا دَاوُدَ زَبُورًا (١٦٣)

163. Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada Daud.

Dan allah telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul, mulai dari nabi Nuh sampai nabi Muhammad, dengan memerinthakan kepada mereka untuk beribadah kepada Allah semata dan melarang mereka beribadah kepada Thagut :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ فَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ (٣٦)

36. dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya[826]. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

[826] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.
[826] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.

Dengan demikian, Allah telah mewajibkan kepada seluruh hamba-Nya supaya bersikap kafir kepada thagut dan menyambah Allah Ta’ala saja .
Thagut itu banyak macamnya, tokoh-tokohnya ada lima :
1. Iblis, yang telah dilaknat Allah
2. Orang yang disembah, sedang dia sendiri rela
3. Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya
4. Orang yang mengaku tahu sesuatu yang ghaib
5. Orang yang memutuskan sesuatu tanpa berdasarkan hukum yang telah diturunkan oleh Allah :
لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (٢٥٦)

256. tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

[162] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.

Ingkar kepada semua thagut dan iman kepada Allah saja, sebagaiman dinyatakan dalamn ayat tadi, adalah hakekatnya syahadat “Laa Ilaaha Illallaah”. Selengkapnya...

Mengenal Islam

Tiga landasan Utama : Mengenal Islam
Oleh: Syaikh Muhammad At-Tamimi
Islam. Ialah berserah diri kepada Allah Ta’ala dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan penuh kepatuhan pada segala perintah-Nya serta menyelamatkan diri dari perbuatan syirik dan orang-orang yang berbuat syirik.
Dan agama Islam, dalam pengertian tersebut, mempunyai tiga tingkatan yaitu : Isalam, Iman dan Ihsan, masing-masing tingkatan mempunyai rukun-rukunnya.

Tingkatan pertama : Islam.
Adapun tingkatan Islam, rukunnya ada lima :
1. Syahadat [pengakuan hati dan lisan] bahwa : “Laa Ilaaha Illallaah-Muhammad Rasulullaah”[tiada sesembahan yang haq selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah]
2. Mendirikan shalat
3. Mengeluarkan Zakat
4. Shiyam pada bulan Ramadlan
5. Haji ke Baitullah Al-Haram.
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١٨)

18. Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu[188] (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

[188] Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu.
“Laa Ilaaha Illallaah”, artinya: Tiada sesembahan yang haq selain Allah.
Syahadat ini mengandung dua unsur :
Menolak dan menetapakan, “Laa Ilaaha”, adalah menolak segala sembahan selain Allah Ta’ala, “Ilallaah”adalah menetapakan bahawa ibadah [penghambaan] itu hanya untuk Allah semata, tiada suatu apapun yang boleh dijadikan sekutu didalam ibadah kepada-Nya, sebagaimana tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu didalam kekuasaan-Nya.

Tafsiran Syahadat tersebut diperjelas oleh firman Allah Ta’ala :
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لأبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ (٢٦)

26. dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya[1353] dan kaumnya: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah[1354],

[1353] Di antara mufassirin ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Abiihi (bapaknya) ialah pamannya.
[1354] Maksudnya: Nabi Ibrahim a.s. tidak menyembah berhala-berhala yang disembah kaumnya.

إِلا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ (٢٧)

27. tetapi (aku menyembah) Tuhan yang menjadikanku; karena Sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku".

وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (٢٨)

28. dan (lbrahim a. s.) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu[1355].

[1355] Maksudnya: Nabi Ibrahim a.s. menjadikan kalimat tauhid sebagai pegangan bagi keturunannya sehingga kalau terdapat di antara mereka yang mempersekutukan Tuhan agar mereka kembali kepada tauhid itu.
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلا نَعْبُدَ إِلا اللَّهَ وَلا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ (٦٤)

64. Katakanlah: "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".

Adapaun dalil syahadat Muhammad Rasulullah, firman Allah ta’ala :
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (١٢٨)

128. sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin.

Dalil shalat, zakat dan tafsiran tauhid :
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (٥)

5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

[1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.

Dalil shiyam/puasa :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (١٨٣)

183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

Dalil Haji :
فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ (٩٧)

97. padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim[215]; Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah[216]. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

[215] Ialah: tempat Nabi Ibrahim a.s. berdiri membangun Ka'bah.
[216] Yaitu: orang yang sanggup mendapatkan perbekalan dan alat-alat pengangkutan serta sehat jasmani dan perjalananpun aman.

Tingkatan kedua: Iman.
Iman itu lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi ialah syahadat “Laa Ilaaha Illallaah”, sedang cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat malu adalah salah satu cabang iman.
Rukun Iman ada enam yaitu :
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada para malaikat-Nya
3. Iman kepada kitab-kitab-Nya
4. Iman kepada para Rasul-Nya
5. Iman kepada hari akhirat
6. Iman kepada qadar yang baik maupun buruk.
Qadar : takdir, ketentuan Allah. Yaitu iman bahawa segala sesuatu yang terjadi dialam semesta ini adalah diketahui, dicatat, dikehendaki dan dijadikan oleh allah Ta’ala.
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ (١٧٧)

177. bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.


لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلائِكَةِ وَالْكِتَابِ

إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ (٤٩)

49. Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.

Tingkatan ketiga: Ihsan.
Ihasan rukunnya hanya satu yaitu :
Beribadah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia [Allah] melihatmu.
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ (١٢٨)

128. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ (٢١٧)

217. dan bertawakkallah kepada (Allah) yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,

الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ (٢١٨)

218. yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang),

وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ (٢١٩)

219. dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.

إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (٢٢٠)

220. Sesungguhnya Dia adalah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِنْ قُرْآنٍ وَلا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الأرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ وَلا أَصْغَرَ مِنْ ذَلِكَ وَلا أَكْبَرَ إِلا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (٦١)

61. kamu tidak berada dalam suatu Keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). Selengkapnya...

02/02/10

Mengenal Allah

TIGA LANDASAN UTAMA : MENGENAL ALLAH
Oleh : Syaikh Muhammad At-Tamimi
Berikut ini kutipan beberapa penjelasan tentang tiga landasan utama bagi sebagai seorang muslim.

MENGENAL ALLAH
Apabila anda ditanya : Siapakah Tuhanmu ? maka katakanlah: Tuhanku adalah Allah yang telah memelihara diriku dan memelihara semesta alam ini dengan segala ni’mat yang dikaruniakan-Nya. Dan Dialah sembahanku, tiada bagiku sesembahan yang haq selain Dia.
Allah ta’ala berfirman :
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١)

1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].

[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢)

2. segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].

[2] Alhamdu (segala puji). memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
[3] Rabb (tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.

Semua yang ada selain Allah disebut alam, dan aku adalah bagian dari semesta alam ini.
Selanjutnya jika anda ditanya : Melalui apa anda mengenal Tuhan ? maka hendaknlah anda jawab : Melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya dan melalui ciptaan-Nya. Diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah : malam, siang, matahari dan bulan. Sedang diantara ciptaan-Nya ialah : tujuh langit dan tujuh bumi beserta segala makhluk yang ada dilangit dan dibumi serta yang ada diantara keduanya.
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ (٣٧)

37. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika ialah yang kamu hendak sembah.

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ (٥٤)

54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy[548]. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.

[548] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.

Tuhan inilah yang haq untuk disembah, dalilnya adalah firman Allah :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (٢١)

21. Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (٢٢)

22. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah[30], Padahal kamu mengetahui.

[30] Ialah segala sesuatu yang disembah di samping menyembah Allah seperti berhala-berhala, dewa-dewa, dan sebagainya.

Hanya Pencipta segala sesuatau yang ada inilah yang berhak disembah dengan segala macam ibadah.
Dan macam-macam ibadah yang diperintahkan Allah itu, antara lain : Islam, Iman, Ikhsan, do’a, khauf [takut], raja’[pengharapan], tawakal, ragbah[penuh minat], rahbah [cemas], khusyu’[tunduk], khasyyah [takut], inabah [kembali kepada allah], isti’anah [memohon pewrtolongan], isti’adzah [memohon perlindungan], istighatsah [memohon pertolongan] untuk dimenangkan atau diselamatkan], dzabh [penyembelihan], nadzar dan macam-macam ibadah lainnya yang diperintahkan oleh Allah ,
Allah SWT berfirman :
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا (١٨)

18. dan Sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.

Karena itu barangsiapa menyelewengkan ibadah tersebut untuk selain Allah, maka ia adalah musyruik dan kafir.
وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ إِنَّهُ لا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ (١١٧)

117. dan Barangsiapa menyembah Tuhan yang lain di samping Allah, Padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, Maka Sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung.

Dalil macam-macam ibadah :
1.Dalil Khauf [takut]:
Firman Allah Ta’ala ,
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (١٧٥)

175. Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.

2.Dalil Raja’[pengharapan]
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا (١١٠)

110. Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

3.Dalil Tawakkal [berserah diri]
قَالَ رَجُلانِ مِنَ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمَا ادْخُلُوا عَلَيْهِمُ الْبَابَ فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ غَالِبُونَ وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (٢٣)

23. berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, Maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman".

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (٣)

3. dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

4.Dalil Ragbah [penuh minat], rahbah [cemas] dan khusyu’[tunduk]
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ (٩٠)

90. Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas[970]. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami.

[970] Maksudnya: mengharap agar dikabulkan Allah doanya dan khawatir akan azabnya.

5.Dalil khasy-yah [takut]
وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُمَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ لِئَلا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَيْكُمْ حُجَّةٌ إِلا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ فَلا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِي وَلأتِمَّ نِعْمَتِي عَلَيْكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (١٥٠)

150. dan dari mana saja kamu (keluar), Maka Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu (sekalian) berada, Maka Palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.

6.Dalil inabah [kembali kepada Allah]
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لا تُنْصَرُونَ (٥٤)

54. dan Kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).

7.Dalil isti’anah [memohon pertolongan]
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥)

5. hanya Engkaulah yang Kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan[7].

[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.

8.Dalil isti’adzah [memohon perlindungan]
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (١)

1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh,

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (١)

1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.

مَلِكِ النَّاسِ (٢)

2. raja manusia.

9.Dalil istighatsah [memohon pertolongan]
إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلائِكَةِ مُرْدِفِينَ (٩)

9. (ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut".

10.Dalil dazabh [penyembelihan]
قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (١٦٢)

162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku/penyembelihanku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ (١٦٣)

163. tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".

11.Dalil nadzar
يُوفُونَ بِالنَّذْرِ وَيَخَافُونَ يَوْمًا كَانَ شَرُّهُ مُسْتَطِيرًا (٧)

7. mereka menunaikan Nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.

Itulah sedikit pemaparan tentang tiga landasan utama bagian pertama “Mengenal Allah”. Selengkapnya...

20/10/09

Ahlus Sunnah wal Jama'ah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Prinsip-prinsip Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
Sesungguhnya Ahlus sunnah wal Jam’ah berjalan diatas prinsip-prinsip yang jelas dan kokoh baik dalam i’tiqad, amal maupun perilakunya. Seluruh prinsip-prinsip yang agung ini bersumber pada kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya dan apa-apa yang dipegang teguh oleh para pendahulu umat dari kalangan sahabat, tabi’in dan para pengikut mereka yang setia.
Prinsip-prinsip tersebut teringkas dalam butir-butir berikut :

Prinsip Pertama : beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Nya, hari akhir dan taqdir baik dan buruk.
1. Iman kepada Allah
Beriman kepada Allah artinya berikrar dengan macam-macam tauhid yang tiga serta beri’tiqad dan beramal dengannya yaitu tauhid rububiyah, tauhid uluuhiyyah dan tauhid al-asmaa wa-ash-shifaat. Adapun tauhid rububiyah adalah mentauhidkan segala apa yang dikerjakan Allah baik mencipta, memberi rejeki, menghidupkan dan mematikan, dan bahwasannya Dia itu adalah raja dan penguasa segala sesuatu. Tauhid uluuhiyyah artinya mengesakan Allah melalui segala pekerjaan hamba yang dengan cara itu mereka bisa mendekatkan diri kepada Allah apabila memang hal itu disyari’atkan oleh-Nya seperti berdo’a, takut, rojaa’[harap], cinta, dzab [penyembelihan], nadazar [janji], istiáanah [minta pertolongan], al-istighosah [minta bantuan], al-isti,adzah [meminta perlindungan], sholat, shoum, haji, berinfaq di jalan Allah dan segala apa saja yang disyari’atkan dan diperintahkan Allah dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun baik seorang malaikat, nabi, wali maupun yang lainnya. Sedangkan makna tauhid al-asma wa-shifaat adalah menetapkan apa-apa yang Allah dan Rasul-Nya telah tetapkan atas diri-Nya baik itu berkenaan dengan nama-nama maupun sifat-sifat Allah dan mensucikan-Nya dari segala aib dan kekurangan sebagaimana hal tersebut telah disucikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Semua ini kita yakini tanpa tasybiih [penyerupaan], tahrif [penyelewengan], ta’thil [penafian], dan tanpa takwil :

قَوْمَ فِرْعَوْنَ أَلا يَتَّقُونَ (١١)

11. (yaitu) kaum Fir'aun. mengapa mereka tidak bertakwa?"

وَلِلَّهِ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (١٨٠)

180. hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya[586]. nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.

[585] Maksudnya: Nama-nama yang Agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah.
[586] Maksudnya: janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan Nama-nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau dengan memakai asmaa-ul husna, tetapi dengan maksud menodai nama Allah atau mempergunakan asmaa-ul husna untuk Nama-nama selain Allah.


2. Iman kepada para Malaikat-Nya
Yakni membenarkan adanya para malaikat dan bahwasannya mereka itu adalah makhluk dari sekian banyak makhluk Allah, diciptakan dari cahaya. Allah menciptakan malaikat dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya dan menjalankan perintah-perintah-Nya didunia ini :

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُونَ (٢٦)

26. dan mereka berkata: "Tuhan yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak", Maha suci Allah. sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan[957],

[957] Ayat ini diturunkan untuk membantah tuduhan-tuduhan orang-orang musyrik yang mengatakan bahwa malaikat-malaikat itu anak Allah.

لا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ (٢٧)

27. mereka itu tidak mendahului-Nya dengan Perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.

الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ جَاعِلِ الْمَلائِكَةِ رُسُلا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَى وَثُلاثَ وَرُبَاعَ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (١)

1. segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.


3. Iman kepada kitab-kitab-Nya
Yakni membenarkan adanya kitab-kitab Allah beserta segala kandungannya baik yang berupa hidayah [petunjuk] dan cahaya serta mengimani bahwasannya yang menurunkan kitab-kitab itu adalah Allah sebagai petunjuk bagi seluruh manusia. Dan bahwasannya yang paling agung diantara sekian banyak kitab-kitab itu adalah tiga kitab yaitu Taurat, injil dan Al-Qur’an dan diantara ketiga kitab agung tersebut ada yang teragung yakni Al-Qur’an yang merupakan mukjizat yang agung.

قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الإنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا (٨٨)

88. Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".

Dan Ahlussunnah wal Jama’ah mengimani bahwa Al-Qur’an itu adalah kalam [firman] Allah, dan dia bukanlah makhluk baik huruf maupun artinya. Berbeda dengan pendapat golongan Jahmiyah dan MU’tazilah, mereka mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk baik huruf dan maknanya. Berbeda pula dengan pendapat Asyaaírah dan yang menyerupai mereka, yang mengatakan bahwa kalam [firman] Allah hanyalah artinya saja, sedangkan huruf-hurufnya adalah makhluk. Menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, kedua pendapat tersebut adalah bathil :

وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلامَ اللَّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لا يَعْلَمُونَ (٦)

6. dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, Maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.


4. Iman kepada para Rasul
Yakni membenarkan semua rasul-rasul baik yang Allah sebutkan nama mereka maupun yang tidak, dari yang pertama sampai yang terakhir, dan penutup para nabi tersebut adalah nabi kita Muhammad saw. Artinya pula beriman kepada para rasul seluruhnya dan beriman kepada nabi kita secara terperinci serta mengimani bahwasannya beliau adalah penutup para nabi dan rasul dan tidak ada nabi sesudahnya, maka barangsiapa yang keimanannya kepada para rasul tidak demikian berarti dia telah kafir. Termasuk pula beriman kepada para rasul adalah tidak melalaikan dan tidak berlebih-lebihan terhadap hak mereka dan harus berbeda dengan kaum Yahudi dan Nashara yang berlebih-lebihan terhadap para rasul mereka sehingga mereka menjadikan dan memperlakukan para rasul itu seperti memperlakukan terhadap Tuhannya sebagaimana yang difirmankan Allah

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ (٣٠)

30. orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al masih itu putera Allah". Demikianlah itu Ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru Perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?

Sedangkan orang-orang sufi dan para ahli filsafat telah bertindak sebaliknya. Mereka telah merendahkan dan menghinakan hak para rasul dan lebih mengutamakan para pemimpin mereka. Sedangkan kaum penyembah berhala dan atheis telah kafir kepada seluruh rasul tersebut. Orang-orang Yahudi telah kafir terhadap nabi Isa as dan Muhammad saw, sedangkan orang-orang Nasahara telah kafir kepada nabi Muhammad saw. Dan orang-orang yang mengimani sebagian mengingkarai sebagian darai para rasul Allah, maka dia telah mengingkari dengan seluruh rasul.

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلا (١٥٠)

150. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan[373] antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan Kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan Perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir),

[373] Maksudnya: beriman kepada Allah, tidak beriman kepada rasul-rasul-Nya.

أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا (١٥١)

151. merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (٢٨٥)

285. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."


5. Iman kepada hari Akhirat
Yakni membenarkan apa-apa yang akan terjadi setelah kematian dari hal-hal yang telah diberitakan Allah dan Rasul-Nya baik tentang adzab dan nikmat kubur, hari kebangkitan dari kubur, dan hari berkumpulnya manusia dipadang mahsayar, hari perhitungan dan ditimbangnya segala amal perbuatan dan pemberian buku laporan amal dengan tangan kanan atau kiri, tentang jembatan [sirat], serta surga dan neraka. Disamping itu keimanan untuk bersiap sedia dengan amalan-amalan sholeh dan meninggalkan amalan sayyi-aat [jahat] serta bertaubah dari padanya. Dan telah mengingkari adanya hari akhir orang-orang musyrik dan kaum dahriyyun, sedang orang-orang Yahudi dan Nashara tidak mengimanai hal ini dengan keimanan yang benar sesuai dengan tuntunan walau mereka beriman akan adanya hari akhir :


وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَى تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (١١١)

111. dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar".

وَقَالُوا لَنْ تَمَسَّنَا النَّارُ إِلا أَيَّامًا مَعْدُودَةً قُلْ أَتَّخَذْتُمْ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدًا فَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ عَهْدَهُ أَمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ (٨٠)

80. dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja." Katakanlah: "Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?"



6. Iman kepada Takdir
Yakni beriman bahwasannya Allah itu mengetahui apa-apa yang telah terjadi dan tang akan terjadi, menentukkan dan menulisnya dalam lauhul mahfudz dan bahwasannya segala sesuatu yang terjadi baik maupun buruk, kafir, iman, ta’at, ma’siayat, itu telah dikehendaki ditentukan dan diciptakan-Nya dan bahwasannya Allah itu mencintai keta’atan dan membenci kema’shiyatan. Sedang hamba Allah itu mempunyai kekuasaan, kehendak dan kemampuan memilih terhadap pekerjaan-pekerjaan dan kemampuan memilih terhadap pekerjaan-pekerjaan yang mengantar mereka kepada keta’atan atau ma’shiyat akan tetapi semua itu mengikuti kemauan dan kehendak Allah. Berbeda dengan pendapat golongan Jabariyah yang mengatakan bahwa manusia terpaksa dengan pekerajaan-pekerjaannya tidak memilki pilihan dan kemampuan, sebaliknya golongan Qodariyah mengatakan bahwasannya hamba itu memilki kemauan yang berdiri sendiri dan bahwasannya dialah yang menciptakan pekerjaan dirinya, kemauan dan kehendak hamba itu terlepas dari kemauan dan kehendak Allah :

وَمَا تَشَاءُونَ إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ (٢٩)

29. dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.

Dengan ayat ini Allah menetapkan adanya kehendak bagi setiap hamba sebagai bantahan terhadap Jabariyah yang ekstrim, bahkan menjadikannya sesuai dengan kehendak Allah, hal ini merupakan bantahan atas golongan Qodariyah. Dan beriman kepad taqdir dapat menimbulkan sikap sabar sewaktu seorang hamba menghadapi berbagai cobaan dan menjauhkannya dari segala perbuatan dosa dan hal-hal yang tidak terpuji, bahkan dapat mendorong orang tersebut untuk giat bekerja dan menjauhkan dirinya dari sikap lemah, takut dan malas.

Prinsip Kedua
Dan diantara prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah : bahwasannya iman itu perkataan, perbuatan dan keyakinan yang bisa bertambah dengan keta’atan dan berkurang dengan kema’syiatan, maka iman itu bukan hanya perkataan dan perbuatan tanpa keyakinan sebab yang demikian itu merupakan keimanan kaum munafiq, dan bukan pula iman itu hanya sekedar ma’rifah [mengetahui] dan menyakini tanpa ikrar dan amal sebab yang demikian itu merupakan keimanan orang-orang kafir yang menolak kebenaran :

وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ (١٤)

14. dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) Padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.

قَدْ نَعْلَمُ إِنَّهُ لَيَحْزُنُكَ الَّذِي يَقُولُونَ فَإِنَّهُمْ لا يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ (٣٣)

33. Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah[469].

[469] Dalam ayat ini Allah menghibur Nabi Muhammad s.a.w. dengan menyatakan bahwa orang-orang musyrikin yang mendustakan Nabi, pada hakekatnya adalah mendustakan Allah sendiri, karena Nabi itu diutus untuk menyampaikan ayat-ayat Allah.

وَعَادًا وَثَمُودَ وَقَدْ تَبَيَّنَ لَكُمْ مِنْ مَسَاكِنِهِمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَكَانُوا مُسْتَبْصِرِينَ (٣٨)

38. dan (juga) kaum 'Aad dan Tsamud, dan sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. dan syaitan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang berpandangan tajam,
Bukan pula iman itu hanya suatu keyakinan dalam hati atau perkataan dan keyakinan tanpa amal perbuatan karena yang demikian adalah keimanan golongan Murji’ah, Allah seringkali menyebutkan amal perbuatan termasuk iman sebagaimana tersebut dalam firman-Nya :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (٢)

2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

[594] Maksudnya: orang yang sempurna imannya.
[595] Dimaksud dengan disebut nama Allah Ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakannya.

الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (٣)

3. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.

أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (٤)

4. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ وَإِنْ كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ (١٤٣)

143. dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan[95] agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa Amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.

[95] Umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat.

Prinsip Ketiga
Dan diantara prinsip-prinsip aqidah Ahlus Sunnah wal Jam’ah adalah bahwasannya mereka tidak mengkhafirkan seorangpun dari kaum muslimin keculai apabila dia melakukan perbuatan yang membatalkan keislamannya. Aadapun perbuatan perbuatan dosa besar selain syirik dan tidak ada dalil yang menghukumi pelakunya sebagai kafir, misalnya meninggalkan sholat karena malas, maka pelaku [dosa besar tersebut] tidak dihukumi kafir akan tetapi dihukumi fasiq dan imannya tidak sempurna. Apabila dia mati sedang dia belum bertaubat maka dia berada dalam kehendak Allah. Jika berkehendak Dia akan mengampuninya dan jika Dia berkehendak Dia akan mengadzabnya, namun sipelaku tidak kekal dineraka telah berfirman Allah swt :

إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا (٤٨)

48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
Dan madzhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam masalah ini berada ditengah-tengah antara Khowarij yang mengkafirkan orang-orang yang melakukan dosa besar walau bukan termasuk syirik dan Murjia’ah yang mengatakan sipelaku besar sebagai mu’min sempurna imannya, dan mereka mengatakan pula tidak berarti suatu dosa/maksi’at dengan adanya iman sebagaimana tak berartinya suatu perbuatan ta’at dengan adanya kekafiran.

Prinsip Keempat
Dan diantara prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah wajibnya ta’at kepada pemimpin kaum muslimin selama mereka tidak memerintahkan untuk berbuat kemaksiyatan, apabila mereka memerintahkan perbuatan ma’shiyat, dikala itulah kita dilarang untuk menta’atinya namun tetap wajib ta’at dalam kebenaran lainnya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا (٥٩)

59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Dan dalam sabda Rasulullah saw:
”Dan aku berwasiat kepada kalian agar kalian bertaqwa kepada Allah dan mendengar dan ta’at walaupun yang meminpin kalian seorang hamba”[Takhrij Irbadh bin Sanyah]
Dan Ahlus Sunnah memandang bahwa ma’siyat kepada seorang amir yang muslim itu merupakan ma’shiyat kepada Rasul saw sebagaimana sabdanya :
Barangsiapa yang ta’at kepada amir [yang muslim] maka dia ta’at kepadaku dan barangsiapa yang ma’shiyat kepada amir maka dia ma’shiyat kepadaku”[HR.Bukharie 4/7137, Muslim 4/juz.12 hal 223 atas Syarah Nawawy]
Kenyataannya keyakinan Mu’tazilah seperti ini merupakan kemungkaran yang besra karena menuntut adanya bahaya-bahaya yang besra baik berupa kericuhan, keributan, perpecahan dan kerawanan dari pihak musuh.

Prinsip Keenam
Dan diantara prinsip-prinsip Ahus Sunnah wal Jama’ah adalah bersihnya hati dan mulut mereka terhadap para sahabat Rasul sebagaimana hal ini telah digambarkan oleh Allah ta’ala ketika mengkisahkan Muhajirin dan Anshar :

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (١٠)

10. dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."

Dan sesuai dengan sabda Rasulullah saw :
”Janganlah kamu sekali-kali mencela sahabat-sahabatku, maka demi dzat yang jiwaku ditangan-Nya kalau seandainya salah seorang diantara kalian menginfaqkan emas sebesar gunung uhud, niscaya tidak akan mencapai segenggam kebaikan salah seorang diantara mereka tidak juga setengahnya”[HR.Bukharie 3/3673]
Beralainan dengan sikap orang-orang ahlul bid’ah baik dari kalangan Rafidhah maupun Kawarij yang mencela dan meremehkan keutamaan para sahabat. Ahlus Sunnah memandang bahwa para kalifah setelah Rasulullah saw adalah Abu Bakar, kemudian Umar bin Khatab, Usman bin affan dan Ali bin Abi Thalib. Barang siapa yang mencela salah satu khalifah diantara mereka, maka dia lebih sesat daripada keledai karena bertentangan dengan nash dan ijma’atas kekhalifahan mereka dalam silsilah seperti ini.

Prinsip Ketujuh
Dan diantara prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah mencintai ahlul bait sesuai dengan wasiat Rasulullah saw dengan sabdanya :
”Sesungguhnya aku mengingatkan kalian dengan ahli baitku”[HR.Muslim 5/juz 15 hal 180]
Sedang yang termasuk keluarga beliau adalah isteri-isterinya sebagai ibu kaum mukminin. Dan sesungguhnya Allah telah berfirman tentang mereka setelah menegur mereka :

يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلا مَعْرُوفًا (٣٢)

32. Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk[1213] dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya[1214] dan ucapkanlah Perkataan yang baik,

[1213] Yang dimaksud dengan tunduk di sini ialah berbicara dengan sikap yang menimbulkan keberanian orang bertindak yang tidak baik terhadap mereka.
[1214] Yang dimaksud dengan dalam hati mereka ada penyakit Ialah: orang yang mempunyai niat berbuat serong dengan wanita, seperti melakukan zina.

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى وَأَقِمْنَ الصَّلاةَ وآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا (٣٣)

33. dan hendaklah kamu tetap di rumahmu[1215] dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu[1216] dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait[1217] dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

[1215] Maksudnya: isteri-isteri Rasul agar tetap di rumah dan ke luar rumah bila ada keperluan yang dibenarkan oleh syara'. perintah ini juga meliputi segenap mukminat.
[1216] Yang dimaksud Jahiliyah yang dahulu ialah Jahiliah kekafiran yang terdapat sebelum Nabi Muhammad s.a.w. dan yang dimaksud Jahiliyah sekarang ialah Jahiliyah kemaksiatan, yang terjadi sesudah datangnya Islam.
[1217] Ahlul bait di sini, Yaitu keluarga rumah tangga Rasulullah s.a.w.

Pada pokonya ahlul bait itu adalah saudara-saudara dekat Nabi saw dan yang dimaksudkan disini khususnya adalah yang sholeh diantara mereka. Sedang saudara-saudara dekat yang tidak sholeh seperti pamannya, Abu Lahab maka mereka tidak memilki hak.

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ (١)

1. binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa[1607].

[1607] Yang dimaksud dengan kedua tangan Abu Lahab ialah Abu Lahab sendiri.

Maka sekedar hubungan darah yang dekat dan bernisbat kepada Rasul tanpa kesholehan dalam ber-dien [Islam], tidak adan manfa’at dari allah sedikitpun baginya.
Dan saudara-saudara Rasulullah yang sholeh tersebut mempunyai hak atas kita berupa penghormatan, cinta dan penghargaan, namun kita tidak boleh berlebih-lebihan terhadap mereka dengan mendekatkan diri dengan sesuatu ibadah kepada mereka. Adapun keyakinan bahwa mereka memilki kemampuan untuk memberi manfa’at atau madlarat selain dari Allah adalah bathil :

قُلْ إِنِّي لا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلا رَشَدًا (٢١)

21. Katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak Kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatanpun kepadamu dan tidak (pula) suatu kemanfaatan".

قُلْ لا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلا ضَرًّا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (١٨٨)

188. Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. dan Sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman".
Apabila Rasulullah saja demikian, maka bagaimana pula yang lainnya. Jadi apa yang diyakini sebagian manusia terhadap kerabat Rasul adalah suatu keyakinan yang bathil.

Prinsip Kedelapan
Dan diantara prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah membenarkan adanya karomah para wali yaitu apa-apa yang Allah perlihatkan melalui tangan-tangan sebagian mereka berupa hal-hal yang luar biasa sebagai penghormatan kepada mereka sebagaimana hal tersebut telah ditunjukkan dalam A-Qur’an dan As-Sunnah. Sedangkan golongan yang mengingkari adanya karomah tersebut diantaranya Mu’tazilah dan Jahmiyah, yang pada hakikatnya mereka mengingkari sesuatu yang diketahuinya. Akan tetapi kita harus mengetahui bahwa ada sebagian manusia pada zaman kita sekarang yang tersesat dalam masalah karomah, bahkan berlebih-lebihan, sehingga memasukkan apa-apa yang sebenarnya bukan termasiuk karomah baik berupa jampi-jampi, pekerjaan para ahli sihir, syethan-syethan dan para pendusta. Perbedaan karomah adalah kejadian luar biasa lainnya itu jelas, karomah adalah kejadian luar biasa yang diperlihatkan Allah kepada para hamba-Nya yang sholeh, sedang sihir adalah keluar biasaan yang biasa diperlihatkan para tukang sihir dari orang-orang kafir dan atheis dengan maksud untuk menyesatkan manusia dan mengeruk harta-harta mereka. Karomah bersumber pada keta’atan, sedang sihir bersumber pada kekafiran dan ma’shiyat.

Prinsip Kesembilan
Dan diantara prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah bahwa dalam berdalil selalu mengikuti apa-apa yang datang dari ktab Allah dan atau Sunnah Rasulullah saw baik secara lahir maupun bathin dan mengikuti apa-apa yang dijalankan oleh para sahabat dari kaum Muhajirin maupun anshar pada umumnya dan khususnya mengikuti al- khulafaurrasyidin . Dan ahlus sunnah wal Jama’ah tidak mendahulukan perkataan siapapun terhadap firman Allah dan sabda rasulullah. Oleh karena itu mereka dinamakan Ahlulk Kitab Was Sunnah. Setelah mengambil dasar Al-Qur’an dan As-Sunnah mereka mengambil apa-apa yang telah disepakati ulama umat ini. Inilah yang disebut dasar ketiga yang selalu dijadikan sandaran setelah dua dasar yang pertama yakni Al-qur’an dan As- Sunnah. Segala hal yang diperselisihkan manusia selalu dikembalikan kepada Al-Kitab dan As-Sunnah.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا (٥٩)

59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Ahlus Sunnah tidak menyakini adanya kema’shuman seseorang selain Rasulullah saw dan mereka tidak berta’ashub pada suatu pendapat sampai pendapat mereka bersesuaian dengan Al-Qur’an dan As-sunnah. Mereka meyakini bahwa mujtahid itu bisa salah dan benar dalam ijtihadnya. Mereka tidak boleh berijtihad senbarangan kecuali siapa yang telah memnuhi persyaratan tertentu menurut ahlul’ilmi. Perbedaan-perbedaan diantara mereka dalam masalah ijtihad tidak boleh mengharuskan adanya permusuhan dan saling memutuskan hubungan diantara mereka, sebagaimana dilakukan orang-orang yang ta’ashub dan ahlul bid’ah. Sungguh mereka tetap mentolerir perbedaan yang layak [wajar], bahkan mereka tetap saling mencintai dan berwali satu sama lain, sebagian mereka tetap sholat dibelakang sebagian yang lain betapapun adanya perbedaan masalah far’i[cabang] diantara mereka. Sedang ahlul bid’ah saling memusuhi, mengkafirkan dan menghukumi sesat kepada setiap orang yang menyimpang dari golongan mereka.

Sifat-sifat para penganut ahlus Sunnah :
1. Mereka beramar ma’ruf dan nahi mungkar

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ (١١٠)

110. kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Yaitu amar ma’ruf nahi mungkar hanya terhadap apa-apa yang diwajibkan syari, at. Sedang golongan Mu’tazilah mengeluarkan amar ma’ruf nahi mungkar dari apa-apa yang diwajibakan syara, sehingga mereka berpandangan bahawa anar ma’rif nahi munkar adalah keluar dari para pemimpin kaum muslimin apabila mereka melakukan ma’shiyat walaupun belum termasuk perbuatan kufur. Sedang ahlus Sunnah wal Jama’ah memandang wajib menasehati mereka dalam hal kema’shiyatan tanpa harus keluar memberontak kepada mereka. Hal ini dilakukan dalam rangka mempersatukan kalimat dan menghindari perpecahan dan perselisihan.
2. Ahlus Sunnah wal Jam’ah menjaga tetap tegaknya syi’ar Islam baik dengan menegakkan sholat jum’ah dan sholat jama’ah sebagai pembeda terhadap kalangan ahlul bid’ah dan orang-orang munafik yang tidak mendirikan sholat jum’ah dan sholat jama’ah.
3. Menegakkan nasehat bagi setiap muslim dan bekerja sama serta tolong menolong dalam kebajikan dan taqwa.
4. Mereka tegar dalam menghadapi ujian-ujian dengan sabar ketika mendapat cobaan dan bersyukur ketika mendapatkan kenikmatan dan menerimanya dengan ketentuan Allah.
5. Bahwasannya mereka selalu berakhlak mulia dan beramal baik, berbuat baik kepada kedua orang tua, menyambung tali silaturrahiim, berlaku baik dengan tetangga, dan mereka senantiasa melarang dari sikap bangga, sobong, dzalim [aniaya]

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالا فَخُورًا (٣٦)

36. sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,

[294] Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang Muslim dan yang bukan Muslim.
[295] Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.


Kita memohon kepada Allah swt agar menjadikan kita bagian dari mereka. Selengkapnya...
Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template