16/10/09

Al Firqotun Najiyah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Al-Firqotun Najiyah adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah

Pada masa kepemimpinan Rasulullah saw kaum muslimin adalah umat yang satu sebagaimana firman Allah ta’ala :

إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ (٩٢)

92. Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu[971] dan aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah aku.

[971] Maksudnya: sama dalam pokok-pokok kepercayaan dan pokok-pokok Syari'at.

Maka kemudian sudah beberapa kali kaum Yahudi dan Munafiqun berusaha memecah belah kaum muslimin pada zaman Rasulullah saw, namun mereka belum pernah berhasil. Telah berkata kaum munafiqun,”Janganlah kamu berinfaq kepada orang-orang yang berada disisi Rasulullah, supaya mereka bubar”

هُمُ الَّذِينَ يَقُولُونَ لا تُنْفِقُوا عَلَى مَنْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ حَتَّى يَنْفَضُّوا وَلِلَّهِ خَزَائِنُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لا يَفْقَهُونَ (٧)

7. mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): "Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada disisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)." Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.

Demikian pula kaum Yahudipun berusaha memecah belah dan memurtadkan mereka dari ad-din mereka :

وَقَالَتْ طَائِفَةٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ آمِنُوا بِالَّذِي أُنْزِلَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَجْهَ النَّهَارِ وَاكْفُرُوا آخِرَهُ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (٧٢)

72. segolongan (lain) dari ahli kitab berkata (kepada sesamanya): "Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada kekafiran).

Walaupun demikian makar yang seperti itu tidak pernah berhasil karena Allah menelanjiangi dan menghinakan usaha mereka. Kemudian mereka berusaha untuk kedua kalinya mereka berusaha kembali memecah belah kesatuan kaum muslimin [ Muhajirin dan Anshar ] dengan mengibas-ngibas kaum Anshar tentang permusuhan diantara mereka sebelum datangnya Islam dan perang sya’ir diantara mereka. Allah membongkar makar tersebut dalam firman-Nya :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ (١٠٠)

100. Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.

وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (١٠١)

101. Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, Padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, Maka Sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (١٠٢)

102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (١٠٣)

103. dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (١٠٤)

104. dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.

[217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (١٠٥)

105. dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,

يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ (١٠٦)

106. pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu".

Maka kemudian Nabi saw mendatangi kaum Anshar, menasehati dan mengingatkan mereka kana nikmat Islam dan bersatunya merekapun melalui Islam, sehingga pada akhirnya mereka saling bersalaman dan berpelukkan kembali setelah hampir terjadi perpecahan [ref : Tafsir Ibnu Katsir 1/397 dan asbunnuzul Al-Wahidy hal 149-150]
Dengan demikian gagallah pula makar Yahudi dan tetaplah kaum muslimin berada dalam persatuan. Allah memeng memerintahkan mereka untuk bersatu diatas Al-haq dan melarang perselisihan dan perpecahan sebagaimana firman-Nya :

وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (١٠٥)

105. dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (١٠٣)

103. dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

Dan sesungguhnya Allah telah mensyari’atkan persatuan kepada mereka dalam melaksanakan berbagai macam ibadah : seperti dalam sholat, dalam shiyam, dalam menunaikan haji dan dalam mencari ilmu. Nabi Muhammad saw telah memerintahkan kaum muslimin ini agar bersatu dan melarang mereka dari perpecahan dan perselisihan. Bahkan beliau telah memberitakan sutau berita yang berisi anjuran untuk bersatu dan larangan untuk berselisih yakni berita tentang akan terjadinya perpecahan pada umat ini sebagaimnana hal tersebut telah terjadi pada umat-umat sebelumnya, sabdanya :
”Sesungguhnya barangsiapa yang masih hidup diantara kalian dia akan melihat perselisihan yang banyak maka berpegang teguhlah kalian dengan sunnahku dan sunnah Khualafaurrasyidin yang mendapat petunjuk setelah aku”[HR.Abu daud 5/4607 dan Tirmidzi 5/2676 ]
”Telah berpecah kaum Yahudi menjadi tujuh puluh satu golongan, dan telah berpecah kaum Nashara menjadi tujuh puluh dua golongan, sedang umatku akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu. Maka kamipun bertanya, siapakah yang satu itu ya Rasulullah ?, beliau menjawab:” Yaitu barangsipa yang berada pada apa-apa yang aku dan para sahabatku jalani hari ini”[HR>Tirmidzi 5/2641]
Sesungguhnya telah nyata apa-apa yang telah diberitakan Rasululah saw, maka berpecahlah umat ini pada akhir generasi sahabat walaupun perpecahan tersebut tidak berdampak besar pada kondisi umat semasa generasi yang dipuji oleh Rasulullah saw dalam sabdanya:
”Sebaik-baik kalian adalah generasiku, kemudian generasi yang datang sesudahnya, kemudian yang datang sesudahnya”[HR.Bukhari 3/3650 dan Muslim 6/juz 16 hal 86-87, syarah Nawawy]
Perawi hadits ini berkata: saya tidak tahu apakah Rasulullah menyebut setelah generasinya dua atau tiga generasi.
Yang demikian tersebut bisa terjadi karena masih banyaknya ulama dari kalangan muhaditsin, mufasirrin dan fuqoha. Mereka termasuk sebagai ulama tabi’in dan pengikut para tabi’in serta para imam yang empat dan murid-muridnya. Juga disebabkan masih kuatnya daulah-daulah Islamiyah pada abad-abad tersebut sehingga firqah-firqah menyimpang yang mulai ada pada waktu itu mengalami pukulan yang melumpuhkan baik dari segi hujjah maupun kekuatannya.

Setelah berlalunya abad-abad yang dipuji ini bercampurlah kaum muslimin dengan pemeluk beberapa agama-agama yang bertentangan. Diterjemahkannya kitab ilmu ajaran-jaran kuffar dan para raja Islampun mengambil beberapa kaki tangan pemeluk ajaran kafir untuk dijadikan menteri dan penasehat kerajaan, maka semakin dahsyatlah perselisihan dikalangan umat dan bercampurlah berbagai ragam golongan dan ajaran. Begitupun madzhab-madzhab yang bathilpun ikut bergabung dalam rangka merusak persatuan umat. Hal itu terus berlangsung hingga jaman kita sekarang ini dan sampai masa yang dikehendaki allah. Walaupun demikian kita tetap bersyukur kepada allah karena Al-Firqotun Najiyah Ahlus Sunnah wal Jama’ah masih tetap berada dalam keadaan berpegang teguh dengan ajaran islam yang benar berjalan diatasnya, dan menyeru kepadnya, bahkan akan tetap berada dalam keadaan demikian sebagaimana diberitakan Rasulullah saw tentang keabadiannya, keberlangsungannya dan ketegarannya. Yang demikian itu adalah karunia dari allah demi langgengnya din ini dan tegaknya hujjah atas para penentangnya.
Sesungguhnya kelompok kecil yang diberkahi ini berada diatas apa-apa yang pernah ada semasa sahabat bersama Rasulullah saw baik dalam perkataan perbuatan maupun keyakinannya seperti yang disabdakan belaiu :
”Mereka yaitu barangsiapa yang berada pada apa-apa yang aku dan para sahabatku jalani hari ini”
Sesungguhnya mereka itu adalah sisa-sisa yang baik dari orang-orang ,

فَلَوْلا كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِنْ قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِي الأرْضِ إِلا قَلِيلا مِمَّنْ أَنْجَيْنَا مِنْهُمْ وَاتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَا أُتْرِفُوا فِيهِ وَكَانُوا مُجْرِمِينَ (١١٦)

116. Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.

Nama-nama Al-Firqotun Najiyah

Setelah kita mengetahui bahwa kelompok ini adalah golongan yang selamat dari kesesatan, maka tibalah giliran bagi kita untuk mengetahui nama-nama beserta ciri-cirinya agar kita dapat mengikutinya. Sebenarnyalah kelompok ini memiliki nama-nama agung yang membedakannya dari kelompok-kelompok lain. Dan diantara nama-namanya adalah ; Al-Firqotun Najiyah [ golongan yang selamat ], Aththooifatul manshurah [ golongan yang ditolong ], dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang artinya adalah sebagai berikut :
1. Bahwasannya kelompok ini adalah kelompok yang selamat dari api neraka sebagaimana telah dikeculaikan oleh Rasulullah saw ketika menyebutkan kelompok-kelompok yang ada pada umatnya.
2. Bahwasannya kelompok ini adalah kelompok yang tetap berpegang teguh pada Al-Qur, an dan Sunnah dan apa-apa yang dipegang oleh Assaabiquna awwalun [para pendahulu yang pertama] baik dari kalangan Muhajirin maupun Anshar.
3. Bahwasannya pemeluk kelompok ini adalah mereka yang menganut faham Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Mereka itu bisa dibedakan dari kelompok lainnya pada dua hal penting, pertama: berpegang teguhnya mereka terhadap As Sunnah sehingga mereka disebut sebagai pemeluk sunnah [Ahlus sunnah]. Berbeda dengan kelompok-kelompok lain karena mereka berpegang teguh dengan pendapat-pendapatnya, hawa nafsunya, dan perkataan para pemimpinnya. Oleh karena itu, kelompok-kelompok tersebut tidak dinisbatkan kepada sunnah, akan tetapi dinisbatkan kepada bid’ah-bid’ah dan kesesatan-kesesatan yang ada pada kelompok itu sendiri, seperti Al-Qadariyah dan Murji’ah atau dinisbatkan kepada para imamnya seperti Al-Jahmiyah atau dinisbatkan pada pekerjaan-pekerjaannya yang kotor seperti Ar-Rafidah dan Al-Khawarij. Adapun perbedaan yang kedua adalah bahwasannya mereka itu ahlul jama’ah karena kesepakatan mereka untuk berepegang teguh dengan Al-Haq dan jauhnya mereka dari perpecahan. Berbeda dengan kelompok-kelompok lain, mereka tidak bersepakat untuk berpegang teguh dengan Al-Haq akan tetapiu mereka itu hanya mengikuti hawa nafsu mereka, maka tidak ada kebenaran pada mereka yang mampu menyatukan mereka.
4. Bahwasannya kelompok ini adalah golongan yang ditolong allah sampai hari kiamat. Karena gigihnya mereka dalam menolong dinullah maka Allah menolong mereka :


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ (٧)

7. Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

Semoga kita termasuk kedalam golongan tersebut yaitu Al-Firqotun Najiyah.

Dikutip dari: terjemahan Abu Aasia dari karya Syaikh Doktor Shioleh bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan.

0 komentar:

Posting Komentar

Sukran, mari menambah wawasan keislaman.

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template