14/08/09

Muhammad Rasulullah

Orang yang telah mati, akan diuji dalam kuburnya dan ditanya dengan tiga pertanyaan jika dia menjawabnya, maka dia selamat, dan jika tidak bisa menjawabnya maka dia celaka. Diantaranya pertanyaan itu : Siapakah Nabimu ? tidak seorangpun bisa menjawabnya kecuali yang diberi taufiq oleh Allah untuk melakukan syarat-syarat kesaksian itu semasa didunia, dan Allah memberikan ketetapan hati dan ilham didalam kuburnya, sehingga kesaksian ini memberikan manfa’at kepadanya di akhirat pada hari dimana anak dan harta tidak berguna. Syarat-syarat ini adalah :

1. Menta’ati Nabi Muhammad saw dalam setiap perkara yang beliau perintahkan.
Dimana Allah memerintahkan kita untuk mentaá ati beliau, Allah berfirman :
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا (٨٠)

80. Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka[321].

[321] Rasul tidak bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan mereka dan tidak menjamin agar mereka tidak berbuat kesalahan.

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٣١)

31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Mutlaknya masuk surga tergantung kepada mutlaknya ketaátan kepada Rasulullah,
“semua umatku akan masuk surga kecuali orang yang menolak”, mereka bertanya,”siapakah yang menolak ?”Rasulullah bersabda :”siapa saja mentaátiku masuk surga, dan siapa saja tidak taát kepadaku sungguh dia menolak”[HR.Bukharie]
Siapa saja mencintai nabi, maka harus menaátinya, karena ketaátan itu adalah buah adari kecintaán, dan siapa saja mengaku dirinya cinta kepada Nabi dengan tidak mensuri tauladani dan tidak mentaátinya maka itu adalah pengakuan palsu.

2. Mempercayai apa yang beliau beritakan.
Siapa saja mendustakan sesuatu yang telah shahih dari Nabi Muhammad saw disebabkan oleh keinginan tertentu atau hawa nafsunya maka dia telah mendustai Allah dan Rasul-Nya, karena Nabi adalah orang yang terpelihara dari kesalahan dan bohong :
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (٣)

3. dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.

3. Menjauhi apa yang beliau larang,
Mulai dari dosa paling besar yaitu syirik, kemudian dosa-dosa besar, dan perbuatan maksiat, sampai kepada dosa-dosa kecil dan sesuatu yang makhruh. Keimanan seorang muslim bertambah sesuai dengan kadar kecintaannya kepada Rasul. Jika imannya bertambah, maka Allah akan menjadikannya selalu mencintai perbuatan yang shalih, dan membuatnya benci kepada kekufuran, kefasiqan dan kemaksiatan.

4. Tidak beribadah kepada allah kecuali sesuai dengan apa yang Allah syariatkan melalui perkataan nabi-Nya.
Segala ibadah pada prinsipnya adalah terlarang kecuali yang ada dasar perintahnya, maka tidak boleh beribadah kepada Allah kecuali dengan ajaran yang datang dari Rasulullah,
“siapa saja melaksanakan suatu amalan yang tidak ada dasar dari agama kita, maka amalan itu ditolak.”[HR.Muslim]
Ketauhilah bahwa cinta kepada Nabi adalah wajib, akan tetapi tidak cukup hanya dengan kecintaan semata, lebih dari itu beliau harus lebih anda cintai melebihi segala sesuatu termasuk diri anda sendiri. Barangsiapa yang mencintai sesuatu maka ia akan mengutamakannya dan berusaha menirunya. Orang yang benar cintanya pada Nabi saw yaitu orang yang tampak padanya tanda cinta tersebut pada dirinya. Yang pertama adalah íqtida’[mengikuti jejak tuntunan beliau] dan mempergunaknnya sunnah beliau, mengikuti perkataan dan perbuatan beliau, serta menjauhi larangan beliau dan beradab pada beliau baik dikala kesulitan maupun kemudahan, ketika semangat maupun dalam keadaan berat.
Karena ketaátan dan ittiba’[sikap mengikuti] adalah buah dari mahabbah [rasa cinta] dan tanpa keduanya cinta tidaklah benar.
Kecintaan pada Nabi memilki tanda-tanda antara lain :
a. Banyak menyebut dan bershalawat pada beliau, barangsipa yang menyukai sesuatu maka ia banyak menyebutnya.
b. Rindu untuk bertemu dengan beliau, orang yang mencintai rindu untuk bertemu dengan orang yang ia cintai.
c. Mengagungkan dan memuliakan belaiu ketika nama beliau disebut.
d. Membenci dan memusuhi apa yang Allah dan rasul-Nya benci dan memusuhi serta menjauhi mereka yang menyelesihi sunnah belaiu dan berbuat kebidáhan baik dari kalangan orang kafir, musyrikin atau ahli bidáh.
e. Mencintai orang-orang yang dicintai oleh nabi, baik dari kalangan ahli bait, istri-istri, para sahabat beliau dari kalangan Muhajirin dan Anshar, dan sebaliknya memusuhi serta membenci mereka yang dimusuhi dan dicela oleh nabi.
f. Mensuri tauladani akhlaqul kharimah beliau, dimana belaiu adalah manusia paling mulia, sampai A’isyah berkata : “adalah akhlaq Rasulullah itu Al-Qurán”. Maksudnya beliau melazimkan diri beliau untuk tidak melakukan sesuatu keculai apa yang diperintahkan oleh Al-Qurán. Beliau juga adalah manusia yang paling berani, terlebih lagi disaát dahsyatnya peperangan. Beliau adalah manusia yang paling mulia dan paling dermawan terutama dibulan Ramadlan. Beliau adalah orang yang paling banyak nasehatnya kepada Makhluk. Belaiu manusia paling lembut, beliau tidak pernah membalas dendam karena dirinya. Namun demikian beliau adalah orang yang paling tegas dalam Hukum Allah. Beliau adalah orang yang paling tawadhu’dan lebih pemalu dari wanita yang berada dalam pingitan, dan beliau adalah orang yang paling baik terhadap kelurganya, serta yang paling pengasih terhadap makhluk dan beliau menganjurkan sifat rahmah.
Ya Allah berilah shalawat dan salam atas Nabi, keluarga, istri-istrinya, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau dalam kebaikan sampai hari kiamat nanti.

0 komentar:

Posting Komentar

Sukran, mari menambah wawasan keislaman.

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template