04/08/09

Wahabi

Pengertian Wahabi.
Musuh-musuh tauhid memberi gelar wahabi kepada para muwahhid (mengesakan Allah), nisbat kepada Muhammad bin abdul Wahab. Jika mereka jujur mereka mengatakan Muhammadi nisbat kepada namanya yaitu Muhammad. Betapapun begitu, ternyata Allah menghendaki nama wahabi sebagai nisbat kepada Al- Wahhaab (yang Maha Pemberi), yaitu salah satu nama-nama allah yang paling baik/Asmaul Husna.
Jika shufi dinisbatkan namanya kepada jama’ah yang memakai kain shuf (kain wol) maka sesungguhnya wahabi menisbatkan dirinya mereka dengan Al- Wahhaab (Yang Maha Pemberi), yaitu Allah yang memberikan tauhid dan meneguhkannya untuk berdakwah kepada tauhid.
Muhammad bin Abdul Wahhab.
Beliau dilahirkan dikota Uyainah, Nejed pada tahun 1115 H, hafidz Al- Qurán sebelum berusia sepuluh tahun. Belajar kepada ayahandanya tentang fiqih Hambali, belajar Hadits dan tafsir kepada para syaikh dari beberapa negeri terutama dari Madinah. Beliau memahami tauhid dari Al- Qurán dan As-Sunnah, memelihara kemurnian tauhid dari segala macam bentuk syirik, khurafat dan bid’ah, sebagaimana ia menyaksikan orang-orang nejed dan sekitarnya. Demikian juga soal mensucikan dan mengkultuskan kuburan, suatu hal yang bertentangan dengan ajaran islam yang benar.
Di Hejaz ia melihat pengkhultusan kuburan para sahabat, keluarga nabi saw (ahlul bait), serta kuburan Rasulullah saw, hal yang sesungguhnya tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada allah swt.
Di Madinah ia mendengar permohonan tolong (istighasah) kepada Rasulullah saw, serta berdoá kepada selain Allah, hal yang sungguh bertentangan dengan firman Allah :
                 

106. dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, Maka Sesungguhnya kamu kalau begitu Termasuk orang-orang yang zalim".

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab menyeru kaumnya kepada tauhid dan berdoá/memohon kepada Allah semata. Adapun mahabbah[cinta kepada oarng shalih] adalah mengikuti amal shalihnya, tidak menjadikannya sebagai perantara antara manusia dengan Allah dan juga tidak menjadikannya sebagai tempat bermohon selain daripada Allah.
1. Penentangan orang bathil kepadanya.
Para ahli bidáh menentang keras dakwah tauhid yang dibangun oleh Syaikh Muhammad bin abdul wahhab. Ini tidak mengherankan sebab musuh-musuh tauhid telah ada sejak zaman Rasulullah saw. Bahkan mereka merasa heran terhadap dakwah kepada tauhid. Allah berfirman :
     •    

5. mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.

Musuh-musuh Syaikh memulai dengan perbuatan kejinya dengan memerangi dan menyebarkan berita bohong tentangnya, bahkan mereka bersekongkol untuk membunuhnya dengan maksud agar dakwahnya terputus dan tidak berkelanjutan. Tapi Allah swt menjaganya dan memberinya penolong, sehingga dakwah tauhid tersebar luas di Hejaz, dan negara-negara islam lainnya.
Meskipun demikian, hingga saát ini, masih ada pula sebagian umat manusia yang menyebarkan berita bohong. Misalnya mereka mengatakan Syaikh Muhammad bin abdul Wahhab adalah pembuat madzhab kelima selain Syafií, Hanafi, Maliki dan Hambali. Sebagaian mereka mengatakan bahwa beliau tidak mencintai Rasulullah saw serta tidak bershalawat kepadanya. Mereka menuduh ia anti bacaan shalawat.
Padahal nyatanya beliau telah menulis kitab Mukhtashar Siiratur Rasuul saw. Kitab ini bukti sejarah atas kecintaan beliau kepada Rasulullah saw. Mereka mengada-adakan berbagai cerita dusta tentangnya. Seandainya mereka mau mempelajari kitab-kitab beliau dengan penuh kesadaran, niscaya mereka kan menemukan Al- Qurán, Hadits dan ucapan para sahabat rasulullah sebagai rujukannya.
2. Dalam sebuah hadits.
“Ya allah, berilah keberkahan kepada kami dinegeri Syam dan negeri yaman. Mereka berkata : dan dinegeri Nejed. Rasulullah berkata : Disana banyak terjadi berbagai kegoncangan dan fiynah dan disana tempat munculnya para pengikut setan’(HR.Bukhari Muslim)
Yang dimaksud Nejed dari hadits diatas adalah Nejed Irak. Hal itu terbukti dengan banyaknya fitnah yang terjadi disana, Kota yang disitu Husein bin Ali r.a dibunuh.
Hal ini berbeda dengan anggapan sebagian orang, bahwa yang dimaksud Nejed adalah Hejaz, kota yang tidak pernah tampak didalamnya fitnah sebagaimana yang terjadi di Irak. Bahkan sebaliknya, yang tampak di Nehed Hejaz adalah tauhid, yang karenanya Allah menciptakan alam, dan karenanya pula Allah mengutus para Rasul.
3. Sebagian ulama yang adil.
Menyebutkan bahwa Syaikh Muhammad bin abdul Wahhab adalah salah seorang mujaddid [pembaharu] abad 12 H. Mereka menulis buku-buku tentang beliau semisal para pengarangnya yaitu Syaikh Ali Thantawi dalam bukunya “Silsilah tokoh-tokoh sejarah” termasuk Syaikh Muhammad bin abdul wahhab.
Dalam buku tersebut diceritakan aqidah tauhid sampai ke India dan negeri-negeri lainnya melalui jama’ah haji dari kaum muslim yang terpengaruh dakwah tauhid dikota makkah. Karena itu Inggris menjajah India ketika itu, bersama-sama musuh Islam memerangi tauhid tersebut. Hal ini dilakukan, karena mereka mengetahui bahwa aqidah tauhid akan menyatukan umat islam dalam melawan mereka.
Selanjutnya mereka mengomando kaum Murtaziqah (orang bayaran) agar mencemarkan nama baik dakwah kepada tauhid. Maka merekapun menuduh setiap Muwahhid yang menyeru kepada tauhid dengan julukan “Wahabi”. Kata itu mereka maksudkan sebagai padanan dari tukang bid’ah, sehingga memalingkan umat islam dari aqidah tauhid yang menyeru agar umat manusia berdo’a hanya semata-mata kepada Allah swt.
Orang-orang bodoh itu tidak mengetahui bahwa kata wahabi adalah nisbat kepada Al- Wahhaab [Yang Maha Pemberi], yaitu salah satu dari nama-nama Allah swt yang paling baik [Asmaul Husna] yang memberikan kepadanya tauhid dan menjanjikannya masuk Surga.

Semoga kita semua tidak termakan oleh berita-berita bohong yang disebarkan oleh ahlul bidáh dan penentang dakwah tauhid kepada Syaikh Muhammad bin abdul Wahhab.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

seorang ulama yang memberi teladan kepada kita semua, layaknya Ibnu Taimiyah yang menyerukan kepada tauhid dan menentang segala bentuk syirit, bid'ah, dan kufarat

salam kenal akhi

Posting Komentar

Sukran, mari menambah wawasan keislaman.

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template